JawaPos.com – Pentingnya vaksin bisa mengurangi angka keparahan pasien Covid-19. Jika pasien Covid-19 belum divaksinasi, maka perburukan bisa saja terjadi.
Film sinar-X paru-paru dari pasien Covid-19 yang divaksinasi dan yang tidak baru-baru ini dibandingkan. Hasilnya menunjukkan bahwa seseorang yang belum divaksinasi kemungkinan akan memerlukan perawatan intensif untuk pengobatan infeksinya.
Menurut laporan Mail Online, Direktur ICU Medis di SSM Health Saint Louis University Hospital di Missouri, dr. Ghassan Kamel, telah merawat ribuan orang yang terinfeksi virus sejak awal pandemi pada Maret tahun lalu.
Sinar-X paru-paru pasien yang tidak divaksinasi hampir putih seluruhnya, menunjukkan bahwa mereka dipenuhi virus, memiliki jaringan parut yang kuat. Belum lagi ada kekurangan udara yang masuk ke organ. Namun, rontgen paru-paru orang yang divaksinasi menunjukkan banyak aliran udara dan hampir bebas virus.
Baca Juga: Menkes Budi Tegaskan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Hanya untuk Nakes
Seringkali, Covid-19 menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, yang terjadi ketika paru-paru dipenuhi cairan dan meradang. Saat kantung udara terisi dengan cairan, kantung udara menjadi tidak mampu mengambil oksigen sebanyak mungkin, yang mengakibatkan gejala seperti sesak napas dan batuk. Penelitian telah menemukan kerusakan pada sel epitel yang melapisi saluran pernapasan dari hidung pasien Covid-19 ke paru-paru mereka.
Divaksinasi VS Tidak divaksinasi
Dilansir dari Science Times, Rabu (4/8), dr. Kamel mengatakan, pasien yang melapor kepadanya kini berusia lebih muda. Dan sebagian besar tidak divaksinasi. Dokter menjelaskan, mereka sekarang mulai melihat pasien yang sakit parah.
Untuk menunjukkan perbedaan yang dapat dibuat oleh vaksin, Kamel melakukan dua kali rontgen paru-paru. Satu menunjukkan pasien yang divaksinasi dengan Covid-19, dan yang lainnya, pasien yang tidak divaksinasi.
Akibatnya, sinar-X pasien yang divaksinasi menunjukkan sejumlah besar ruang hitam. Artinya, orang tersebut dapat menghirup udara dalam jumlah besar.
Sebagai perbandingan, rontgen paru-paru pasien Covid-19 yang tidak divaksinasi menunjukkan, organ tersebut hampir seluruhnya berwarna putih. Keputihan seperti itu pada paru-paru juga disebut opasitas.
Menurut ahli, kekeruhan paru-paru tidak sama dengan pneumonia. Situs ini menggambarkannya sebagai awan putih samar dan kabur dalam kegelapan paru-paru, biasanya menunjukkan paru-paru penuh dengan hal-hal seperti bakteri, sel sistem kekebalan, atau cairan.
Ini juga berarti bahwa seorang pasien tidak bisa mengambil oksigen sebanyak biasanya jika ia memiliki paru-paru yang sehat. Dijelaskan dr Kamel, hasil rontgen pasien yang tidak divaksinasi menunjukkan dengan jelas bahwa pasien memerlukan perhatian medis. Dengan melihat rontgen paru-paru yang tidak divaksinasi, kata dokter, seorang pasien kemungkinan besar membutuhkan bantuan.
Dokter menjelaskan bahwa pasien tersebut akan membutuhkan oksigen, dan terkadang membutuhkan lebih dari itu. Pasien mungkin memerlukan ventilator atau bahkan diintubasi dengan ventilasi mekanis, dibius, dan pada dasarnya menggunakan alat bantu hidup.
“Pakailah masker, jika tidak suka memakai masker pasti tidak akan suka pakai ventilator kan? Maka ayo pakai masker,” tegasnya.