JawaPos.com–Pemerintah Provinsi Riau minta kontraktor PT Bersinar Jesstive Mandiri memperbaiki dua unit payung elektrik Masjid Agung Raya An-Nur yang patah setelah badai menghantam payung tersebut pada Sabtu (26/3). Sehingga payung tersebut dapat berfungsi kembali.
”Akibat badai angin kencang disertai hujan lebat mengakibatkan dua unit payung yang sudah terpasang di Masjid Raya Agung An-Nur Provinsi Riau rusak berat. Sejumlah komponen payung elektrik rusak berat dan patah,” kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan (PUPR PKPP) Provinsi Riau Thomas Larfo Dimiera seperti dilansir dari Antara di Pekanbaru.
Dia mengatakan, payung masjid itu fungsinya bukan untuk menahan angin kencang atau hujan lebat, tapi untuk menahan panas di siang hari. Pihaknya mencoba membuka payung tetapi belum sempat menutup payung kembali. Dan saat cuaca ekstrem melanda bahkan hujan lebat dan angin kencang, beberapa tiang penahan payung bengkok dan patah.
”Karena itu perbaikan komponen payung yang rusak masih menjadi tanggung jawab kontraktor PT Bersinar Jesstive Mandiri hingga selesai dan bisa berfungsi kembali,” terang Thomas Larfo Dimiera.
”Masa perpanjangan kedua pengerjaan fisik infrastruktur kawasan Masjid Agung Raya An-Nur sudah habis. Namun, kontraktor masih berkewajiban memperbaiki tanpa ada tambahan anggaran dari pemerintah. Ini bencana alam akan tetapi pemegang proyek tetap harus melakukan perbaikan,” tambah dia.
Thomas Larfo Dimiera mengatakan, realisasi pengerjaan fisik payung elektrik yang menyerupai payung Masjid Nabawi Madinah itu sudah mencapai 90 persen. Sesuai target penyelesaian pengerjaan fisik payung elektrik itu selesai pada minggu kedua Ramadan.
Akan tetapi, lanjut dia, kini kondisi payung elektrik itu sebanyak dua terpal payung lepas. Sebagian terpal masih terkait di besi-besi penyangga.
Pemprov Riau menargetkan pada Ramadan 1444 H, masyarakat sudah bisa memanfaatkan Masjid Agung Raya An-Nur tersebut untuk beribadah dan penyelenggaraan Salat Idul Fitri di halaman masjid. Berdasar data pemasangan enam payung elektrik menghabiskan anggaran Rp 40,7 miliar dari pagu anggaran lebih Rp 42 miliar lebih.
Masjid Agung Raya An-Nur adalah masjid bersejarah di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Masjid itu awalnya dibangun pada 1963 dan diresmikan Gubernur Riau Arifin Achmad pada 1968.
Kemudian pada 2000, masjid itu direnovasi pada masa pemerintahan Gubernur Saleh Djasit, dengan luas tiga kali lipat dari 4 hektare menjadi 12,6 hektare. Setelah direnovasi, masjid itu diklaim menjadi salah satu masjid termegah di Indonesia.