JawaPos.com – Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara, sudah tutup sejak pertengahan 2022. Semenjak ditutup, tidak ada lagi aktivitas bongkar muat di pelabuhan yang berada di utara Jakarta itu.
Para buruh bongkar muat pun hingga kini masih berharap pelabuhan itu kembali bisa beroperasi. Namun, sepanjang menganggur mereka mencari penghidupan di tempat lain.
Keluhan itu diungkap Bay Fauzi. Mantan mandor tenaga kerja bongkar muat (TKBM) Pelabuhan Marunda itu kini melakoni profesi baru sebagai tukang ojek. “Ini pekerjaan yang bisa saya lakukan. Semoga nanti bisa kembali ke pelabuhan,” ungkap Bay Fauzi kepada wartawan, Senin (27/3).
Ubay menyebut, semenjak di Pelabuhan Marunda ditutup, relatif tidak ada lagi aktivitas. Pelabuhan itu terlihat lengang. Sebanyak 2 ribu buruh bongkar muat yang selama ini menyandarkan hidupnya di sana, kini terlunta-lunta. Ada yang tetap bertahan sampai mencari peluang lain, ada yang mencari tukang ojek, dan ada pula melakoni profesi lain atau pekerja serabutan demi sesuap nasi untuk dibawa pulang. Sebagian lagi ada yang memilih pulang kampung.
“Sekarang dapat Rp 1 juta per bulan aja sulit rasanya. Apalagi biaya hidup makin berat. Saya masih punya dua anak yang jadi tanggungan biaya sekolahnya SD dan SMA,” ungkap Bay Fauzi.
Dulu ketika masih menjadi mandor bongkar muat, Bay Fauzi bisa membawa pulang Rp 5-6 juta sebulan. Kebutuhan keluarganya dapat terpenuhi. “Harapan kami sederhana, kami ingin kerja kembali. Bapak-bapak yang duduk di istana dan balai kota, mohon pelabuhan bisa dibuka kembali,” pintanya.
Menurut dia, pencemaran udara tidak semata dipicu oleh kegiatan pelabuhan. “Buktinya setelah sembilan bulan ditutup, abu yang dianggap sebagai bukti pencemaran tetap dialami masyarakat sekitar,” terangny
Ketua Penyedia Jasa Pelabuhan (Penjaspel) Marunda Fudiyanpo Kamindo mengaku tidak tahu ke mana lagi harus mengadu. Dia tidak sampai hati melihat rekan-rekannya menganggur.
Apalagi di balik para buruh itu ada banyak jiwa seperti anak dan istri yang menggantung hidup dari keringat para buruh. “Dengan pelabuhan saat ini membuat angka pengangguran bertambah,” ungkap Fudi gamblang.