JawaPos.com–Persentase bed occupancy rate (BOR) isolasi rumah sakit di Jawa Timur kembali mengalami penurunan. BOR merupakan tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Makin kecil persentase BOR, makin banyak ketersediaan rumah sakit untuk pasien.
Kabar itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dibandingkan masa awal pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan level 4 sejak 3 Juli, angka BOR terus menurun.
”Berarti sudah melandai. Sekarang secara regional 80 persen untuk BOR ICU dan 67 persen BOR isolasi,” beber Khofifah, Selasa (3/8).
Kendati demikian, Khofifah meminta hal itu tak dijadikan acuan bahwa wabah Covid-19 sudah mereda. Masyarakat tetap diminta menjalankan disiplin protokol kesehatan (prokes). Pun demikian dengan rasa waspada.
”Artinya sudah indikasi melandai. Tetapi ini harus tetap dijaga dengan kewaspadaan, gunakan masker, jaga prokes dengan baik, dan percepat vaksinasi,” tutur Khofifah.
Salah satu rumah sakit yang mengalami penurunan BOR adalah RSI Ahmad Yani Surabaya. Direktur Utama RSI A Yani Dodo Anando mengungkapkan, penurunan terjadi cukup tajam. ”Turunnya sekitar 15 persen. Sebelumnya 101 persen, sekarang 86 persen,” terang Dodo.
Dodo menjelaskan, pihaknya terus berupaya memutus mata rantai Covid-19 dengan tetap merawat pasien. Misalnya, dengan memisahkan ruangan UGD.
”Jadi ketika pasien datang, langsung dilakukan rapid test antigen. Bila positif, akan dibawa ke UGD khusus Covid-19 atau zona merah. Bila negatif dibawa ke UGD non Covid-19,” kata Dodo.
Berdasarkan data dari https://infocovid19.jatim.go.id, per 2 Agustus, jumlah kasus konfirmasi sebanyak 314.556, kasus aktif 49.153, kasus sembuh 244.066, dan kasus meninggal 21.337 orang.