JawaPos.com – Gelombang suara penolakan kehadiran tim Israel dalam dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia terus berdengung. Situasi menimbulkan pro kontra. Keadaan itu diperparah pula dengan drawing Piala Dunia U-20 pada 31 Maret mendatang ditunda FIFA.
Pasalnya, event tertinggi untuk sepak bola pada kelas umur itu sangat langka. Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah. Pengamat sepak bola Gita Suwondo berharap situasi ini tidak berdampak buruk terhadap Indonesia.
“Saya nggak tahu ke depannya akan seperti apa. Saya berharap tidak ada sanksi dari FIFA. Jika drawing Piala Dunia U-20 batal bisa jadi FIFA akan mencari negara lain untuk tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Tentu ini sangat merugikan Indonesia. Minimal Indonesia tak akan bisa ikut berlaga di Piala Dunia U-20,” ujar Gita dalam keterangannya, Minggu (26/3).
Menurut Gita, ketika Indonesia mengajukan diri ke FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menggantikan Tiongkok pada 2019, maka harus setuju dengan seluruh persyaratan yang diajukan FIFA. Begitu juga dengan menjamin dan menerima semua negara yang lolos babak kualifikasi Piala Dunia U-20.
“Sebelumnya Piala Dunia U-20 sudah banyak atlet Israel yang main ke Indonesia di beberapa event perhelatan olahraga dunia,” sebut Gita. Pada 2015 atlet Israel bermain bulu tangkis di Indonesia Master dan Indonesia Open. Februari lalu atlet Israel juga bertanding cabang olahraga sepeda velodrome.
“Karena event olahraganya tak terlalu besar, maka tak menjadi perhatian masyarakat. Sementara Piala Dunia U-20 merupakan event yang besar, banyak pihak yang memperhatikannya,” kata Gita.
Gita menyebut, negara selain Indonesia yang siap menyelenggarakan Piala Dunia U-20 adalah Qatar. Negara itu baru menyelesaikan Piala Dunia. Jika Piala Dunia U-20 dipindah ke Qatar, maka tertutuplah kesempatan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2040 dan Olimpiade 2036. Apalagi rencananya akan dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara itu, Pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah menilai, isu penolakan timnas Piala Dunia U-20 Israel saat ini sudah dijadikan isu politik.
Menurut dosen hubungan internasional itu, kelompok atau pihak-pihak yang menentang kehadiran timnas Israel hanya mencari muka. Mereka hanya ingin mendapatkan dukungan dari masyarakat yang selama ini mendukung kemerdekaan Israel. “Kelihatan sekali penolakan terhadap timnas Israel ini dipolitisasi,” ujarnya.
Tia menjelaskan, saat ini negara-negara Arab yang selama ini berkonflik langsung dengan Israel sudah menjalin hubungan diplomatik dan bisnis dengan mereka. Seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain. Bahkan Saudi Arabia sudah mulai menjalin komunikasi diplomatik dengan Israel.
Lebih jauh Tia berpendapat, jika ingin mendukung isu kemerdekaan Palestina, seharusnya disuarakan di Dewan Keamanan PBB. Bukan di event Piala Dunia U-20.