Memaksimalkan View Courtyard-Hutan Pinus

Membangun rumah di dataran tinggi seperti kawasan Bandung atas memang cukup tricky. Site yang berkontur mengharuskan arsitek mendesain rumah yang nyaman, tetapi juga eksklusif tanpa terlihat terlalu menonjol. Itulah yang dilakukan Dhion Huang, arsitek prinsipal Caliandra Residence.

RUMAH tersebut sejatinya terdiri atas tiga lantai, tetapi bergantung dari mana kita melihatnya. Jika dilihat tampak depan, akan jelas terlihat tiga lantai tersebut. Lantai paling dasar disebut semibasement yang menaungi garasi, area servis, dan area entrance. Kemudian, jika dilihat dari belakang, rumah itu hanya terlihat seperti memiliki dua lantai. Sebab, ada ketinggian pada lahan akibat kontur tanah.

Karena itulah, Dhion juga berusaha menghindari kesan rumah terlalu menjulang. Meski terdiri atas tiga lantai, rumah itu tetap terlihat ”membumi”. Salah satu triknya adalah pemilihan atap gable house atau atap pelana. ’’Siluet rumah segitiga sederhana seperti gambar rumah yang dibuat anak-anak,’’ kata Dhion kepada Jawa Pos pekan lalu.

Atap pelana yang melebar membuat rumah tersebut tampak lebih datar. Menariknya, atap pelana itu hanya dapat terlihat jelas dari samping dan belakang. Kebetulan, rumah tersebut terletak di ujung belokan. Selain itu, pemilihan bentuk atap, massa lantai 3, dan atap dileburkan dengan menyatukan material fasadnya merupakan usaha membuat rumah tersebut tampak sederhana.

KAMUFLASE: Bentuk atap pelana dapat terlihat jelas dari sisi samping dan belakang. (Foto: Ddoff Design Office)

Dinding beton itu ditutup dengan aspal bitumen yang menambah kesan maskulin dan masif pada rumah tersebut. Aspal bitumen diterapkan terus-menerus hingga bagian belakang rumah. ’’Siluet sederhana, tapi eksekusi dibuat unik,’’ terang Dhion. Semakin ke bawah, nuansa fasad terasa semakin fluid, dibuktikan dengan lebih banyaknya bukaan di dua lantai bawahnya.

Jika lantai 3 terdiri atas dinding masif dan sedikit jendela, lantai 2 dibuat cenderung terbuka dengan banyaknya kaca dan bukaan. Dhion menyebut lantai 2 sebagai box of glass. ’’Kalau dilihat dari beberapa view, terutama malam hari, bawahnya itu area yang open-plan. Semua terbuka,’’ ujarnya. Dengan begitu, batasan antara indoor dan outdoor pun menjadi tipis. Hal itu sesuai dengan konsep utama Dhion untuk rumah ini.

PEMANDANGAN BERBAGAI SISI: Dominasi material kaca dan banyaknya bukaan di lantai 2 mengoptimalkan view natural hutan pinus dan taman. (Foto: Ddoff Design Office)

Area komunal yang terletak pada lantai 2 rumah ini dibuat open-plan alias tanpa sekat. Kemudian, orientasinya dibuat ke courtyard atau taman belakang. Selain lebih leluasa, hal tersebut dilakukan demi mengedepankan privasi. Area itu diapit view yang indah dari segala sisi. ’’View ke taman, sama sebelahnya ada semacam hutan pinus. Kami berusaha memaksimalkan potensi dari site ini,’’ tandasnya.

HIGHLIGHTS

  • CEILING KAYU
(Foto: Ddoff Design Office)

Pemilik rumah menyukai material kayu asli. Interior pun didominasi kayu. Bahkan hingga ke bagian ceiling di ruang keluarga. Ceiling kayu memberi kesan hangat dan natural, terlebih dipadukan lantai keramik yang low-maintenance.

  • OPEN STAIRS
PEMANDANGAN BERBAGAI SISI: Dominasi material kaca dan banyaknya bukaan di lantai 2 mengoptimalkan view natural hutan pinus dan taman. (Foto: Ddoff Design Office)

Area tangga dari lantai 2 ke 3 sengaja dibuat terbuka. Dengan begitu, pemilik rumah yang mengakses tangga merasakan pengalaman tersendiri dengan melihat ke arah taman belakang.

  • STUDIO KREATIF
MELEBAR: Suasana Caliandra Residence pada malam hari. Atap pelana yang melebar membuat rumah terlihat lebih datar. (Foto: Ddoff Design Office)

Studio tempat pemilik menyalurkan hobi merangkai bunga sengaja ditempatkan terpisah di belakang, berdampingan dengan courtyard. Ada akses tersendiri tanpa melewati ruang keluarga sehingga tidak mengganggu aktivitas di area tersebut.

  • Caliandra Residence Arsitek: Dhion Wijaya – Ddoff Design Office (@ddoff.design)
  • Luas tanah: 800 meter persegi
  • Luas bangunan: 1.000 meter persegi
  • Lama pengerjaan: 2 tahun, rampung pada 2021
  • Lokasi: Bandung

By admin