JawaPos.com – Selama ini upaya pelacakan dan pemeriksaan warga di sekitar kasus positif sering terkendala. Karena itulah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo akan melibatkan TNI maupun Polri. Tujuannya, membantu perangkat desa dan nakes dalam program 3T (testing, tracing, and treatment).
”Targetnya, jika satu warga dinyatakan positif Covid-19, ada delapan kontak erat yang di-tracing. Mereka bakal diperiksa dan menjalani rapid test antigen,” jelas Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman SpPros.
Setelah menerima laporan warga yang positif, RT akan menghubungi puskesmas setempat. Nanti nakes menggandeng babinsa dan bhabinkamtibmas untuk mendatangi lokasi yang dimaksud. Delapan orang yang kontak erat dengan pasien bakal langsung menjalani rapid test antigen. Mereka yang positif akan diminta untuk isolasi mandiri.
Jika tidak ada laporan, tetapi ada kematian yang tidak wajar, tim bakal melakukan pelacakan. Kalau meninggal akibat Covid-19, prosedur delapan orang tadi akan dijalankan.
Selain itu, untuk mempercepat pelacakan, bagi keluarga dengan satu orang positif Covid-19, anggota keluarga lain dianggap terpapar virus. Jadi, mereka semua diminta menjalani isolasi bersama. Bagi yang ingin isolasi terpisah dari keluarga, pemerintah juga memfasilitasi selter. Semua anggota keluarga diperkenankan jika ingin menjalani isolasi di selter. Bila ada keluarga yang terpapar Covid-19 dan tidak mungkin isolasi mandiri di rumah, mereka diminta untuk isolasi di selter. Misalnya, warga yang tinggal di rumah petak atau kos-kosan.
Pihak yang ingin dijemput untuk masuk selter isolasi bisa mengubungi satgas Covid-19. ”Termasuk pengawasan terhadap warga yang isoman di rumah,” kata Syaf. Karena itu, satgas Covid-19 di lingkungan RT maupun RW harus berperan aktif.
Syaf mengakui, melakukan 3T kepada warga tidak gampang. Ada yang terang-terangan menolak saat nakes datang. Beberapa warga bahkan enggan ditemui karena khawatir dinyatakan positif Covid-19 meski termasuk orang yang kontak erat.
Kendala itu juga ditemui saat warga diedukasi untuk isolasi di selter. Banyak yang enggan dan memilih isolasi di rumah. ”Sampai saat ini, belum banyak yang mengisi selter. Paling banyak di MPP dan Puskesmas Sedati,” ungkap Sekretaris Dinkes Sidoarjo dr Zuhaida.
Di selter isolasi MPP, masih ada 19 pasien yang menjalani isolasi. Padahal, kapasitasnya mencapai 124 orang. Puskesmas Sedati dihuni 9 pasien di antara 68 kapasitas yang disediakan.