JawaPos.com – Film Buya Hamka dikerjakan dengan sangat serius. Proses pengerjaan film ini tahap awalnya sudah dilakukan sejak 2014 silam. Proses syuting film ini juga lumayan lama dengan skala produksi termasuk sangat besar menelan dana bernilai fantastis.
Menariknya, kendati terpisah ke dalam 3 bagian atau 3 volume, para penonton tetap dapat menikmati film Buya Hamka tidak harus menonton secara berurutan atau menontonnya secara keseluruhan. Sebab, setiap volume dari film Buya Hamka dapat dipahami sebagai sebuah cerita yang utuh.
“Setiap volume mempunyai keutuhan cerita. Tidak ada kekhawatiran untuk penonnton volume yang mana jadi tidak lengkap. Tapi kalau menonton semuanya tentu lebih lengkap,” kata Chand Parwez selaku Produser dari rumah produlsi Starvision di bilangan Epicentrum Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Ketiga volume film Buya Hamka memiliki total durasi sekitar 7 jam. Film garapan sutradara Fajar Bustomi itu baru akan tayang volume pertamanya pada tanggal 20 April 2023 di seluruh bioskop tanah air. Sedangkan volume 2 dan 3 akan ditayangkan menyesuaikan dengan momentum.
Berikut sinopsis film Buya Hamka dari volume 1, 2, sampai 3:
Film Buya Hamka VOL. I
Periode di mana Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca. Hamka dan keluarga sempat pindah ke Medan, karena Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.
Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.
Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Film Buya Hamka VOL. II
Sesaat setelah proklamir kemerdekaan Indonesia, ancaman Agresi kedua dari tentara sekutu muncul. Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh Agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak diadu domba.
Namun, tenyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak. Untung, Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. Namun Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno. Hamka ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan. Hamka bertahan dan mendapatkan hikmahnya membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan islam, tafsir Al-Azhar.
Film Buya Hamka VOL. III
Pada bagian ketiga, kita akan mengenal Hamka sebagai sosok anak laki-laki kecil yang besar di Maninjau, Sumatera Barat. Sejak kecil Hamka sudah menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi dan sastra, hingga mengabaikan pendidikannya di pesantren. Hal ini membuat Hamka kecil seringkali berbentur dengan Ayahnya, Haji Rasul.
Pertikaian dengan ayahnya semakin meruncing ketika ibunya memilih untuk bercerai dengan Ayahnya. Hamka memutuskan untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri.
Di sana, Hamka belajar berorganisasi, menemukan sistem manasik haji (atas restu Raja Arab), dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, membangun islam di Indonesia. Namun hal itu tidak mudah dilakukan, karena ayahnya tidak begitu saja mengakui kemampuan Hamka. Ditengah keresahannya, Hamka bertemu dengan Siti Raham, seorang perempuan luar biasa yang menjadi sumber inspirasi romans terbesar dalam hidupnya.