JawaPos.com–Aptik (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) akan menyelenggarakan kongres pada 24-25 Maret di Hotel Royal Tulip Surabaya. Kongres ke-39 itu merupakan agenda rutin tahunan.
Kongres akan dihadiri lebih kurang 20 yayasan penyelenggara perguruan tinggi Katolik dan pimpinan perguruan tinggi. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu isu yang dibahas yakni mengenai peran dan kontribusi Aptik dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi di Indonesia. Khususnya dalam membangun kolaborasi pembelajaran dan pendidikan yang relevan dan kontekstual untuk Indonesia.
Ketua Yayasan Pendidikan Kesehatan Arnoldus Augusta Surijah mengatakan, kongres akan membahas peran serta Aptik dalam membangun perguruan tinggi di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, ibu kota baru Indonesia. Hal itu sebagai bentuk partisipasi dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik.
”Tentu dengan tetap dan berdasar terhadap identitas dan misi perguruan tinggi Katolik. Kongres juga akan membahas peran dan kontribusi Aptik untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia, khususnya dalam membangun kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik dan memberikan akses pendidikan tinggi yang lebih luas,” ujar Augusta Surijah.
Kongres Aptik 2023, Yayasan Pendidikan Kesehatan Arnoldus dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik Vincentius a Paulo Surabaya, yang sering disebut Stikvinc, mendapat kehormatan menjadi tuan rumah.
”Stikvinc merupakan salah satu institusi pendidikan terbaik di bidang kesehatan di Jalan Jambi 12 Surabaya, di sisi belakang Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ). Stikvinc baru membuka program studi (Prodi) baru. Yakni, S-1 Administrasi Rumah Sakit,” terang Augusta Surijah.
Ketua Pengurus Aptik B. S. Kusbiantoro menyatakan, tujuan diadakan kongres yakni untuk saling berkolaborasi satu dan lainnya. Salah satu bentuk kolaborasi yakni ketika pandemi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar bebas di perguruan tinggi di bawah Aptik.
”Ke depan, kami berharap bisa berkontribusi lebih lagi untuk pendidikan Indonesia. Lewat penelitian hingga pemberian beasiswa juga,” ujar Kusbiantoro.