JawaPos.com – Kasus Covid-19 di Gresik secara kumulatif tercatat sudah mencapai 11.062 kasus. Namun, para penyintas belum berbondong-bondong mendonorkan plasma konvalesen. Padahal, permintaan plasma konvalesen di PMI Gresik cukup tinggi. Sampai Senin siang (2/8) sebanyak 300 pasien mengantre menunggu ketersediaan plasma konvalesen.
Di ruang transfusi darah, ada dua anggota TNI yang plasma konvalesennya sedang diambil. Dua anggota TNI tersebut merupakan giliran terakhir. Pada hari sebelumnya, 160 anggota dari Kodiklatal Surabaya mendonorkan plasma.
Kepala Bagian Pelayanan Donor PMI Gresik Lutfi Wahyudi menjelaskan, saat ini pihaknya memiliki dua alat apheresis plasma konvalesen. Dua alat itu rata-rata mengambil plasma dari 25 pendonor per hari. ”Kami per hari mengeluarkan 50 kantong. Saat ini stoknya kosong dan antrean permintaan mencapai 300 pasien,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Gresik Jufrita memaparkan, setelah datang mendaftarkan diri, memang calon pendonor perlu menjalani skrining dalam enam tahapan. Bila mereka lolos, pengambilan plasma bisa dilakukan. Namun, jika tidak lolos, calon pendonor tidak dapat mendonorkan plasma.
Pihaknya pun mengakui, belakangan terjadi penurunan jumlah pendonor. Penyebabnya, banyak calon pendonor yang tidak lolos skrining akibat penurunan antibodi.
”Saat ini kami sudah mengoperasikan dua alat untuk donor plasma secara efektif. Karena itu, silakan datang mendonorkan plasma karena antrean permintaan sangat banyak,” tutur Rita.
Dia menjelaskan, waktu terbaik untuk donor plasma adalah satu sampai dua minggu setelah calon pendonor dinyatakan negatif Covid-19. Namun, ujar Rita, sekarang ini banyak yang sudah lama negatif, tetapi baru mendonorkan plasma. ”Sehingga antibodinya sudah berkurang,” tandasnya.