JawaPos.com – Sutini, 50, mengaku berjualan di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat tidak gratis. Untuk melapak dan berjualan di wisata kuliner yang sudah terkenal itu dikenakan biaya kepada “pemegang” daerah tersebut.
“Dipungut biaya (sewa lapak) per bulan Rp 700 ribu,” ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (23/3).
“(Pembayarannya) Ada yang megang,” urainya.
Ia tak mau merinci lebih lanjut soal “pemegang” yang dimaksud siapa. Namun, dengan penghasilannya yang cukup tinggi dari hasil berjualan di Jalan Panjang, Sutini tak keberatan dengan tarif tersebut.
Meski hanya sebulan berjualan di Jalan Panjang, ia mengaku keuntungan yang didapatnya lebih besar daripada daripada berjualan di pasar seperti kesehariannya. “Sehari Rp 500 ribu. Kalau nggak jualan di sini paling Rp 300 ribu,” katanya.
Hanya baru hari pertama jualan, dagangan gorengan, lontong, dan kolak Surtini memang cukup ramai. “Pembelinya dari mana-mana. Orang pulang kerja,” jelasnya.
Ia sendiri mengaku buka dagangan sejak pukul 14.00-azan Magrib.
Sementara itu, Ida Syukri, 56, salah satu pembeli kuliner Ramadan di Jalan Panjang itu mengaku tiap tahun pasti membeli santapan takjil di lokasi itu. “Kalau puasa udah diniatin beli di sini. Seneng aja,” ucapnya.