JawaPos.com – Persik Kediri masih memiliki sisa dua laga home. Yakni, menjamu Persita Tangerang (24/3) dan Persikabo 1973 (7/4). Pihak panpel berencana menambah kapasitas penonton di dua laga itu.
Sejak insiden Kanjuruhan, Stadion Brawijaya, Kediri, tidak pernah full. Panpel hanya diizinkan menjual 6.000 lembar tiket. Atau 50 persen dari total kapasitas stadion. Bahkan, laga kontra Persebaya Surabaya (18/2) digelar tanpa penonton. Padahal, animo suporter sedang tinggi-tingginya.
Itu terbukti saat tiket laga kontra Persija Jakarta (12/3) ludes terjual. ’’Kenapa (tiket) bisa habis? Faktor utamanya karena tim ini menangan. Bukan karena weekend atau hari libur. Rumusnya, asal tim menangan, penonton pasti ramai,’’ kata perwakilan panpel Persik Tri Widodo.
Macan Putih memang sedang ganas. Mereka selalu menang dalam enam laga pemungkas. Tim-tim besar mereka sikat. Sebut saja Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Persebaya Surabaya.
’’Kami sudah sempat minta tambahan kuota penonton 80 persen dari kapasitas stadion. Setidaknya stadion bisa terisi 8.000 suporter,’’ ungkap Widodo.
Sejatinya, sempat ada keinginan stadion dipenuhi suporter. ’’Tapi, kalau kapasitas penonton 100 persen, rasanya tidak mungkin, apalagi pascatragedi Kanjuruhan,’’ tambah Widodo.
Meski sudah mengajukan tambahan, belum ada perubahan yang didapat. Panpel Persik tetap hanya bisa menjual tiket 50 persen dari kapasitas stadion. Jumlah tiket yang dicetak tetap 6.000 lembar. Perinciannya, 5.500 tiket ekonomi dan 500 tiket utama atau VIP.
Meski cuma separo, dukungan Persikmania sudah cukup menaikkan motivasi pemain di lapangan. Selain tiket, pihak panpel fokus ke hal lain. Salah satunya adalah penerangan di ring 2 Stadion Brawijaya.
Setelah dilakukan verifikasi oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB), ring 2 dianggap masih terlalu gelap. Padahal, itu jadi salah satu titik kumpul suporter. Pihak panpel sudah ngebut untuk melakukan pembenahan. Sehingga mereka bisa menjamu Persikabo 1973 dengan baik.