JawaPos.com – Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yacob Rambitan belum mampu menemukan permainan terbaiknya.
Setelah dikalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di babak 32 besar All England, kemarin (22/3) pasangan berakronim PraYer tersebut kembali menelan kekalahan di babak 32 besar Swiss Open.
Mereka takluk pada pasangan Jepang Kenya Mitsuhashi/Hiroki Okamura (24-26, 21-15, 17-21) saat berhadapan di ST. Jakobshalle, Basel.
Inkonsistensi dan kurang bisa mengontrol permainan masih menjadi persoalan yang belum bisa mereka atasi. Di set pertama, PraYer sempat unggul 9-7. Namun, mereka tertinggal 12-15.
Sempat menyamakan 15-15, tapi kembali tertinggal 15-18. PraYer unggul lagi pada saat skor 23-22. Sayangnya, lawan justru yang melesat dan mengambil set pertama 26-24.
Sementara itu, set ketiga kembali pada setting-an awal. Mereka tidak bisa mengontrol permainan dan terlambat panas. Setelah kalah 4-5, lawan melaju kencang hingga 11-5. Sempat mendekat di 10-12, PraYer kembali tertinggal 10-17 dan akhirnya takluk 17-21.
Kekalahan itu dikhawatirkan membuat kepercayaan diri PraYer berkurang. Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menuturkan, menjelang Race to Olympics pihaknya bakal berdiskusi bersama.
’’Jangan semua dibebankan ke pemain. Saya, Aryono (Miranat, asisten pelatih ganda putra), dan pelatih fisik Yansen (Alpine) juga harus bekerja lebih berat untuk mewujudkan target yang sudah menunggu di depan mata,’’ paparnya.
Menurut dia, kemampuan teknik dan fisik tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus bersinergi. ’’Jadi, suasana latihan tidak terpaksa. Bebannya bukan beban individu, beban tim ganda putra,’’ ucapnya.
Kekalahan PraYer tersebut membuat Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri menjadi satu-satunya wakil di ganda putra yang tersisa.
Sebelumnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin takluk di babak awal pada pasangan Denmark Jeppe Bay/Lasse Molhede (20-22, 22-24).
Di babak 16 besar, BaKri –akronim Bagas/Fikri– bakal menghadapi ganda Taiwan Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan. Meski secara ranking juara All England 2022 itu lebih baik, BaKri wajib mewaspadai Lee/Yang.
Sebab, secara head-to-head tertinggal 1-2. Kali terakhir bertemu pun, BaKri takluk di Hylo Open (17-21, 18-21).
Salah satu yang menjadi perhatian BaKri adalah menjaga fokus. Sebab, kabar meninggalnya atlet tunggal putra pelatnas Syabda Perkasa Belawa karena kecelakaan membuat pemain yang berada di Swiss syok.
’’Kami sempat tidak fokus karena tidak menyangka kehilangan teman, tapi kami harus paksa untuk tetap fokus, tetap semangat untuk menjalani pertandingan,’’ beber Bagas.
Fikri menambahkan, meski berduka, fokus saat bertanding tetap harus terjaga. ’’Kami pengin berjuang meraih kemenangan untuk sahabat kami almarhum Syabda. Semoga bisa bikin dia tersenyum di atas sana,’’ ucapnya.
Fikri menuturkan, di Swiss Open mereka ingin menjadi juara. ’’Tapi, yang paling penting semoga bisa menampilkan yang terbaik di setiap pertandingan,’’ sebut pemain binaan SGS Bandung itu.