JawaPos.com – Chery bukan merek baru di Indonesia, faktanya mrek ini pertama kali masuk Tanah Air pada tahun 2006 dengan memasarkan sebuah city car Chery QQ dan SUV Chery Tiggo hingga tahun 2011. Keduanya dipasarkan oleh Indomobil Group yang saat itu membuat perusahaan bernama Unicor Prima Motor.
Namun dalam perjalanannya tak semulus yang dibayangkan baik dari segi produk maupun aftersales. Presiden Direktur PT Chery Sales Indonesia Shawn Xu mengakui dan memahami membutuhkan waktu untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang merek Chery.
“Saat ini kami hadir dengan teknologi, produk, dan layanan yang baik, kami harus meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujarnya.
Pada akhir Maret 2O22, Chery kembali masuk untuk menjajakan produknya di Indonesia. Pabrikan Tiongkok ini membawa beberapa model untuk diperkenalkan di Indonesia diantaranya Omoda 5, kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), yaitu EQ1, Tiggo 8 Pro dan Tiggo 7 Pro yang bermain di segmen SUV.
Namun untuk merangsek pasar otomotif Indonesia saat itu Chery baru memasarkan Tiggo 8 Pro dan Tiggo 7 Pro yang dibarengi secara pararel membangun puluhan diler di Indonesia. Strategi ini cukup mancer bahkan respon masyarakat terhadap 2 model SUV tersebut sangat positif.
Bahkan tak menunggu lama Chery meluncurkan Omoda 5 meskipun membidik segmen SUV namun lebih spesifik yang mana segmen ini terus meningkat setiap tahunnya. Omoda 5 yang juga sebagai produk global dirancang dengan mengadopsi banyak fitur baru.
“Kami memilih ini untuk diluncurkan di Indonesia karena kami menganggap Indonesia sebagai pasar yang besar di pasar Asia dan dibandingkan dengan MPV, saat ini SUV dan crossover banyak dipilih konsumen,” ujar Shawn Xu.
Rupanya Chery juga mempertimbangkan bagaimana anak muda dan orang yang berjiwa muda bosan dengan sedan dan SUV kebanyakan, maka menawarkan crossover yang berbeda.
“Omoda 5 adalah model yang kami kembangkan untuk pasar global dengan standar global. Kami sudah memiliki produk yang diterima di pasar domestik Indonesia [Chery Tiggo 7 Pro dan 8 Pro] kemudian kami mengadopsi teknologi tersebut. Teknologi yang ingin kami perkenalkan ke pasar studi yang kami lakukan berdasarkan permintaan pasar,” tambahnya.
Pihak Chery mengklaim bahwa Omoda 5 telah melalui tahap pengujian melalui lima R&D Center di beberapa negara, termasuk Eropa, Asia, dan Afrika Selatan.
Bila melihat dari sisi produk, konsumen Tiggo Series akan lebih fokus pada penggunaan dan mereka menekankan pada mobilitas. Sementara Omoda 5 lebih menarik dalam desain dan menekankan teknologi.
Omoda 5 merupakan crossover sedangkan Tiggo merupakan SUV dengan kelas di atasnya. Sehingga konsumen akan mendapatkan kombinasi keunggulan sedan dan SUV, antara lain performa handling dan gaya sporty.
Omoda 5 memiliki standar global dan telah lulus sertifikasi Euro NCAP dengan raihan lima bintang [Omoda 1.600 cc]. Bahkan Chery akan memulai memproduksi Omoda 5 di Indonesia menggunakan pabrik rekanan PT CSI.
“Kami saat ini sedang melakukan Trial Line Production. Tujuan Trial Line Production ini untuk melatih para pekerja pabrik dan kemudian mengkonfirmasi perangkat assembly (tool and jig) sebagai bentuk persiapan sebelum CSI memproduksi massal OMODA 5 di Indonesia,” ujar Shawn Xu.
Shawn mengatakan, dari trial line production yang dilakukan, seluruhnya berjalan dengan normal. Artinya, setelah part tiba pada 16 Maret, dijadwalkan pada 20 Maret produksi Omoda 5 dimulai.
“Pada awal April kita siap melakukan ceremony serah terima Omoda 5 untuk 100 dari 300 unit yang dijadwalkan pada April, dan sisanya kita kirimkan. Kemudian untuk pengantaran unit lainnya, akan dilakukan sesuai antrean,” ujarnya.
“Kami sangat antusias untuk memulai produksi OMODA 5 di Indonesia dan menyediakan kendaraan yang inovatif, modern dan andal untuk konsumen Indonesia. Dengan memulai produksi pada bulan Maret ini, kami berkomitmen untuk melakukan pengiriman unit sesuai waktu yang kami janjikan kepada para konsumen,” ujar Shawn.
Chery sangat percaya diri dan optimistis merangsek kepasar otomotif Indonesia yang telah didominasi merek Jepang. Memang harus diakui membutuhkan waktu untuk mengubah pola pikir mereka tentang merek Tiongkok.
“Kami hadir dengan teknologi, produk, dan layanan yang baik, kami harus meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujarnya.
Sebagai informasi Chery telah menjadi eksportir utama untuk mobil penumpang selama 10 tahun lebih. Hal ini tidak mudah, tapi volume ekspor internasional Chery sudah mencapai 100 ribu unit per tahun.
Chery mengklaim pihaknya memiliki fondasi yang kuat, desain yang menarik dan mempunyai desainer berpengalaman serta mempekerjakan insinyur global profesional.
Hal ini yang membuat Chery mampu bersaing dengan merek global, bahkan sangat yakin di beberapa negara jauh lebih baik dari produk Eropa.
Bahkan merek Jepang yang sudah lebih dulu bermain di pasar otomotif Indonesia mulai “waspada” dengan sepak terjang Chery yang semakin menggeliat di Indonesia. Baik dari segi produk dan strategi yang dijalankan.