JawaPos.com – Ramai warganet mengungkapkan curhatannya soal pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di media sosial. Bahkan saat ini, Bea Cukai sedang trending topik alias masuk dalam kanal tren populer Twitter dengan jumlah cuitan mencapai 9.757.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi masukan-masukan yang disampaikan warganet. Bahkan, hal tersebut dinilai berharga demi perbaikan.
Terlebih, beberapa curhatan yang disampaikan warganet merupakan kejadian yang memang sudah berlangsung jauh dari tahun ini. “Kami menjadikan aspirasi-aspirasi warganet ini sebagai masukan berharga bagi perbaikan. Paralel juga terus dilakukan perbaikan,” kata Prastowo kepada JawaPos.com, Rabu (22/3).
Lebih lanjut ia menyampaikan memang perlu kearifan dalam memandang persoalan. Pasalnya, di satu sisi tugas DJBC sangat sentral dalam menjaga perbatasan dan melindungi kepentingan bangsa.
“Terutama dari penyelundupan atau masuknya barang-barang berbahaya. Tugas ini mengandaikan imparsialitas. Di sisi lain perlu strategi yg terus disempurnakan agar pengawasan utk hal-hal tertentu dapat dilakukan lebih proper sesuai risiko,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, pihaknya memastikan akan terus melakukan perbaikan. Adapun dalam waktu dekat, akan ada terobosan-terobosan baik yang akan dilakukan. “Kami terus melakukan perbaikan. Dalam waktu dekat jg akan ada terobosan-terobosan yang baik,” tandasnya.
Untuk diketahui, salah satu warganet yang curhat soal pengalamannya, yaitu Alissa Wahid putri sulung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid. Dalam cuitannya, Alissa menceritakan tentang perlakuan petugas bea cukai di bandara yang “mengacak-acak” kopernya.
Sejumlah warganet lain juga menyampaikan curhatannya melalui akun-akun pribadi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah curhatan akun Twitter @zahratunnisaf yang mengaku ditagih pajak sebesar Rp 4 juta saat membawa piala ke tanah air. Padahal, penyanyi tersebut mengaku tak mendapatkan uang dari lomba itu.
Kemudian, akun @novarowisnu yang mengaku diminta bayaran saat dikirim karya seni dari US secara gratis.
“Dikirimin artwork dari US secara GRATIS tapi sampe sini di minta bea masuk & PPN. Nentuinnya gimana coba kalo harga barang 0 alias gratis, ga ada bukti pula buat banding karena ya emang dikasih aja sama artist-nya @beacukaiRI,” cuit @novarosiwnu.
Lalu, curhatan lain juga disampaikan oleh seorang penulis Eka Kurniawan melalui akun pribadinya @gnolbo. Ia terpaksa tidak membayar pajak bukunya sendiri yang telah diterjemahkan oleh penerbit di luar negeri.
“Pernah jg dikirimin buku dr penerbit luar. Bukuku sendiri dlm terjemahan. 10 copies doang, komplimen alias 0 rupiah. Suruh bayar bea cukai. Gak mau, akhirnya buku itu sekarang beredar di marketplace, dlm bhs yg ga banyak org baca. Hahaha,” cuit @gnolbo.