JawaPos.com – Jeda kompetisi untuk menjalani FIFA matchday telah tiba, dan itu berarti akhir musim sudah di depan mata.
Walau 20 klub Liga Premier masih memiliki sesuatu untuk dibuktikan hingga akhir musim, kami akan menyajikan beberapa hal yang perlu dilakukan mereka untuk mendapatkan hasil akhir yang manis.
Arsenal maupun Manchester City masih ngotot mendapatkan gelar juara, bahkan persaingan mereka bisa berlanjut hingga laga terakhir. Ada pula beberapa tim yang hanya menargetkan finis di peringkat 4 besar.
Tak hanya itu, sembilan klub terbawah juga terus berjuang untuk lolos degradasi musim ini. Mereka perlu melakukan upaya lebih keras karena hanya dipisahkan jarak empat poin.
Karena itu, berdasarkan laporan Sportsmail, kami memilih satu hal yang perlu dikerjakan 20 klub selama jeda internasional. Paling tidak waktu itu dapat dipergunakan mereka untuk memperbaiki target.
Arsenal – Menahan saraf mereka
Setelah mengalami sedikit goyah pada Februari 2023, Arsenal kembali ke jalurnya dalam beberapa pekan terakhir. The Gunners berada di posisi terdepan untuk memenangkan gelar pertama mereka dalam 19 tahun. Tapi, mereka perlu melihat ke belakang musim lalu.
Dengan 10 pertandingan tersisa musim lalu, The Gunners tampak terpaku untuk masuk ke empat besar, apalagi setelah mereka kalah dari rival London utara, Tottenham, untuk tampil di Liga Champions musim ini.
Beberapa pemain telah berbicara tentang rasa sakit karena gagal mencapai target mereka pada Mei 2022. Belajar dari pengalaman itu dan mempersiapkan diri secara mental untuk perburuan gelar dengan Manchester City akan sangat penting.
Aston Villa – Keyakinan
Minggu-minggu terakhir musim ini bisa menjadi kerja keras untuk tim papan tengah ini, tetapi Villa masih memiliki banyak hal untuk dimainkan.
Unai Emery mulai mendapatkan yang terbaik dari para pemainnya, dan dengan tiga kemenangan dari empat pertandingan terakhir mereka, tim ini memiliki peluang nyata untuk tampil di Eropa.
Ini tidak akan mudah karena mereka masih memiliki beberapa tim yang harus dihadapi dalam perebutan tujuh besar. Tetapi, jika Emery dapat menanamkan kepercayaan kepada para pemainnya, tidak ada alasan mengapa mereka tidak dapat menutup jarak empat poin dari zona Eropa.
Bournemouth – Soliditas pertahanan
Tidak ada tim yang kebobolan lebih banyak gol di Liga Premier selain Bournemouth. Tim asuhan Gary O’Neil saat ini kebobolan dua gol per pertandingan dan itu tidak akan cukup baik untuk mempertahankan mereka di papan atas.
Segalanya tampak lebih menjanjikan ketika mereka menahan Liverpool dalam kemenangan 1-0 awal bulan ini, tetapi mereka kemudian dikalahkan 3-0 oleh Aston Villa. Mereka juga kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan melawan Manchester City. dan Arsenal.
Bournemouth masih memiliki peluang berjuang untuk bertahan, tetapi mereka harus menjadi lebih sulit untuk dihancurkan. Mereka perlu melakukannya atau mereka akan turun kembali ke Divisi Championship musim depan.
Brentford – Rencana B tanpa Toney
Ivan Toney menghadapi beberapa tuduhan perjudian dan dapat diberikan larangan panjang oleh FA. Pelatih Thomas Frank tampaknya prihatin dengan hukuman yang mungkin dijatuhkan dalam waktu dekat.
Namun Toney masih dipanggil ke skuad Inggris untuk jeda internasional. Itu memberi Brentford waktu untuk berlatih tanpa Toney, dan Frank harus menggunakan ini dengan cerdas, yakni mengerjakan Rencana B jika dia tidak memiliki pemain terpentingnya di akhir musim ini atau untuk awal musim berikutnya.
Brighton – Tetap santai
Akan sangat mudah terbawa suasana sebagai suporter Brighton saat ini. Pasukan Roberto De Zerbi memainkan sepak bola yang hebat, memiliki peluang untuk masuk empat besar, ditambah The Seagulls telah membukukan tempat mereka di semifinal Piala FA.
Ada begitu banyak hal yang menarik di Amex Stadium, namun De Zerbi harus membuat skuadnya tetap santai dan tidak terlalu banyak berubah.
Brighton sedang menjalani salah satu kampanye terbaik mereka, tetapi tidak bisa maju sendiri. Jika mereka terus bermain seperti beberapa minggu terakhir, mereka cocok untuk tampil di Eropa.
Chelsea – Menentukan starting XI
Chelsea mulai menuju ke arah yang benar di bawah Graham Potter setelah mengumpulkan empat pertandingan tak terkalahkan.
Namun, hasil imbang 2-2 mereka dengan Everton menyoroti bahwa jalan masih panjang. Potter tampaknya telah menemukan sistem pilihannya, pindah ke 3-4-3 baru-baru ini, tetapi dia masih secara konsisten mengganti personel yang dimilikinya.
Menetapkan starting XI akan menjadi penting karena Chelsea ingin membangun momentum menjelang musim depan, dan berpotensi membuat kejutan di Liga Champions melawan raksasa Spanyol Real Madrid.
Crystal Palace – Bikin Zaha mencetak gol lagi
Wilfried Zaha telah menjadi jimat Palace selama beberapa tahun, dan memulai musim ini dengan semangat tinggi walau mencetak tiga gol dalam banyak pertandingan.
Tapi, akibat mengalami cedera hamstring, Zaha kembali gagal mencetak gol dalam 11 penampilan liga terakhirnya.
Bahasa tubuhnya juga dipertanyakan dalam kekalahan Palace di Arsenal, terlebih setelah Ben White mengalahkannya di Emirates. Palace telah terseret ke dalam pertempuran degradasi, dan Roy Hodgson yang ditunjuk sebagai pelatih anyar The Eagles membutuhkan Zaha untuk menemukan kembali percikannya dalam mencetak gol. Mereka membutuhkan itu agar mereka lepas dari jerat degradasi.
Everton – Menanti Calvert-Lewin fit
Ini merupakan perjuangan nyata bagi Everton di sepertiga akhir musim ini. Neal Maupay sepertinya tidak bisa menghasilkan gol untuk menjaga asa The Toffees. Sementara Demarai Grey lebih berperan sebagai pemain kreatif saat mengisi lini depan.
Mereka sangat membutuhkan Dominic Calvert-Lewin kembali ke tim. Pemain internasional Inggris itu terlihat sangat sedikit dalam pertandingan terakhirnya ketika Everton mengalahkan Arsenal pada pertandingan pertama Sean Dyche sebagai pelatih, tetapi itu terjadi pada awal Februari 2023.
Sejak itu, dia absen karena cedera lain, dan Dyche tampak agak bingung tentang apa sebenarnya masalah The Toffees. Tim medis Everton perlu mencari tahu dengan cepat karena Calvert-Lewin bisa menjadi pembeda antara klub bertahan atau terdegradasi dari Liga Premier untuk pertama kalinya.
Fulham – Kepala dingin
Fulham menjalani musim yang luar biasa setelah sebagian besar pakar memberi komentar kepada mereka bakal terdegradasi sejak awal musim.
Tidak ada kemungkinan itu terjadi sekarang, tetapi mereka kalah tiga kali berturut-turut menjelang jeda internasional. Mereka juga menyerah melawan Manchester United di Piala FA.
Memiliki dua pemain dan pelatih dikeluarkan dari lapangan (saat menghadapi Man United) dalam hitungan detik adalah momen terburuk Fulham, dan The Cottagers sepertinya tidak mampu mengulangi apa yang terjadi di Old Trafford.
Namun, The Cottagers masih memiliki peluang untuk masuk ke Eropa, dan Marco Silva sekarang harus memimpin dengan memberi contoh. Silva harus mengembalikan timnya kepada kewajiban daripada kehilangan ketenangan. Sikap itu sangat diperlukan ketimbang membuang kesempatan dengan perilaku konyol mereka.
Leeds United – Bersiaplah untuk memanfaatkan momen mereka
Leeds mendapatkan kemenangan tandang saat menghadapi Wolverhampton, tepat sebelum jeda internasional. Kemenangan itu membuat mereka dapat keluar sementara dari zona degradasi.
Tapi, mereka masih dalam bahaya, dan harus memulai dengan cepat setelah jeda internasional.
Pertandingan pertama mereka adalah perjalanan ke Arsenal, dan apa pun dari pertandingan itu akan menjadi bonus, tetapi mereka kemudian menjamu sesama pejuang untuk terhindar dari degradasi, seperti menghadapi Nottingham Forest dan Crystal Palace.
Dengan dukungan fans di Elland Road, Leeds perlu menargetkan setidaknya empat poin dari dua pertandingan tersebut untuk semakin mendekati posisi aman.
Leicester – Tentukan penjaga gawang
Tidak ada yang mengharapkan Leicester berada dalam pertempuran degradasi, tapi inilah yang terjadi. Setelah masuk ke Eropa dalam beberapa musim terakhir, ada peluang nyata The Foxes bisa turun tahun ini.
Brendan Rodgers membuat panggilan berani untuk menjatuhkan Danny Ward di pertandingan terakhir sebelum jeda internasional, menggantikannya dengan Daniel Iversen.
Leicester berhasil mendapatkan satu poin di Brentford untuk tetap berada tepat di atas zona degradasi, namun mereka masih dalam posisi genting. Rodgers sekarang harus memutuskan apakah akan bertahan dengan Iversen atau kembali ke Ward, karena ketidakpastian di posisi No 1 adalah hal terakhir yang dibutuhkan Leicester saat ini.
Liverpool – Menemukan kombinasi lini tengah
Lini tengah Liverpool telah menjadi area bermasalah sepanjang musim ini, dan Juergen Klopp sekarang harus bertahan tanpa Stefan Bajcetic selama sisa musim karena cedera.
Thiago Alcantara juga saat ini absen, dan sangat memprihatinkan bahwa Liverpool harus memainkan duet lini tengah Fabinho dan James Milner di Bernabeu.
Kemitraan itu tidak akan membawa Liverpool ke empat besar, jadi Klopp perlu mencari alternatif. Itu bisa berarti beralih ke pemain muda Fabio Carvalho dan Harvey Elliott, atau membawa kembali Naby Keita dan Alex Oxlade-Chamberlain, memberi mereka kesempatan untuk finis di tempat tinggi sebelum kepergian mereka musim panas ini.
Klopp memiliki pilihan, dan dia harus mencoba sesuatu yang berbeda karena penampilan Liverpool dianggap telah meningkat dalam dua pertandingan terakhir melawan Bournemouth dan Real Madrid.
Manchester City – Merawat Haaland
Erling Haaland telah menikmati musim pertama yang menakjubkan di Inggris, dan dia mencetak delapan gol yang luar biasa dalam dua pertandingan sebelum jeda internasional.
Namun, Haaland terpaksa mundur dari skuad Norwegia setelah mengalami sakit pangkal paha, dan hal ini akan menjadi perhatian Man City yang masih mengincar treble.
Man City harus sangat berhati-hati dalam menjaga Haaland, karena mereka membutuhkan jimat mereka itu jika ingin mendapatkan trofi Liga Champions musim ini.
Manchester United – Jangan anggap remeh posisi empat besar
Skuad asuhan Erik ten Hag masih bersaing di posisi tiga besar, dan menghadapi jadwal brutal dalam dua bulan terakhir musim ini.
Mereka ingin menyelesaikan empat besar sehingga mereka dapat fokus pada Liga Europa dan Piala FA, tetapi mereka telah ditarik kembali ke dalam kelompok dalam beberapa pekan terakhir.
Kekalahan 7-0 mereka di Liverpool adalah peringatan besar. Mereka juga tampil kurang mengesankan saat bermain imbang tanpa gol menghadapi juru kunci Southampton.
Man United saat ini hanya unggul tiga poin di atas urutan kelima, Newcastle, dan mereka akan menghadapi The Magpies di St James Park. Jika mereka mengalihkan pandangan dari bola sama sekali, mereka akan dihukum, dan kehilangan empat besar akan sangat menghancurkan peluang Setan Merah tampil di Liga Champions musim depan.
Newcastle – Membangun kembali kepercayaan diri Wilson
Callum Wilson unggul di bagian pertama musim ini dan mendapatkan tempat di Piala Dunia 2022 bersama skuad Inggris. Dia tampak cerah ketika diberi kesempatan di Qatar, dan dia membuktikannya saat tanpa pamrih memberi umpan matang kepada Jack Grealish mencetak gol melawan Iran.
Tapi, performanya telah menurun drastis sejak kembali dari Timur Tengah, dan dia hanya mencetak satu gol pada 2023.
Dia sekarang telah kehilangan tempatnya di starting XI Newcastle karena Alexander Isak. Wilson diyakini bakal kesulitan mendapatkan tempatnya karena Isak telah mencetak tiga gol dalam dua penampilan terakhirnya.
Newcastle akan membutuhkan Wilson untuk melangkah di putaran terakhir, dan Eddie Howe harus bekerja untuk membangun kembali kepercayaan diri striker itu di depan gawang saat timnya berusaha merebut empat besar.
Nottingham Forest – Menemukan keseimbangan yang tepat
Forest sempat mengejutkan saat pergantian tahun, tetapi mereka kembali berada di tengah-tengah zona degradasi saat ini.
Skuad asuhan Steve Cooper gagal memenangkan salah satu dari lima pertandingan terakhir mereka, dan perhatian utama mereka saat ini adalah pencetak gol terendah di liga, dan hanya Bournemouth yang kebobolan lebih banyak dari mereka.
Forest ingin menerapkan sepak bola yang mengandalkan serangan balik, menggunakan pemain seperti Brennan Johnson dan Morgan Gibbs-White untuk menyusahkan tim lawan. Tetapi, dalam pertandingan terakhir mereka melawan Newcastle, mereka berjuang untuk mempertahankan bola dan terlihat sangat rapuh di belakang. Mereka memiliki masalah serupa selama kekalahan terakhir mereka di Tottenham dan West Ham.
Dengan masalah yang begitu signifikan di kedua ujung lapangan, mereka akan menjadi salah satu favorit untuk turun. Forest harus meningkatkan daya dobrak, dan memperketat pertahanan, atau akan sulit melihat mereka mendapatkan poin yang cukup untuk menyelamatkan diri.
Southampton – Menjaga ketat lini belakang
Ruben Selles telah melakukannya dengan baik sejak menggantikan Nathan Jones, hanya kalah satu dari lima pertandingan liga sebagai pelatih.
Dia mengambil alih tim dalam kekacauan, tetapi berhasil mendapatkan beberapa hasil positif untuk mempertahankan mereka dengan peluang bertahan.
Empat dari lima pertandingan yang dia tangani memiliki satu gol atau kurang di dalamnya, dan itulah cara mereka menghindari degradasi.
Permainan kacau seperti hasil imbang 3-3 melawan Tottenham sepertinya tidak akan membuat Southampton tetap unggul musim ini, dan mereka malah harus fokus untuk menjadi sulit dikalahkan dan menjadi ancaman dalam serangan balik. Sebagian besar itu telah bekerja dengan baik untuk Selles sejauh ini, dan dia harus terus menggunakan metode ini.
Tottenham – Dapatkan manajer baru
Kata-kata kasar Antonio Conte yang luar biasa setelah hasil imbang Tottenham di Southampton kemungkinan akan memecah ruang ganti.
Beberapa mungkin masih menghormati konsistensinya, sementara yang lain mungkin tidak akan terlalu senang dikritik di depan umum.
Sekarang orang Italia itu telah pergi, Tottenham perlu mendatangkan manajer baru yang bisa membuat semua pemain bernyanyi kembali.
Tottenham masih berada di urutan keempat, dan memiliki peluang bagus untuk mengamankan Liga Champions jika mereka membuat janji yang cerdas dan menemukan manajer untuk menyatukan ruang ganti.
West Ham – Formasi
Perjalanan West Ham telah membawa malapetaka, dan setelah masuk tujuh besar tahun lalu, mereka sekarang dalam bahaya terdegradasi.
Masalah utama bagi David Moyes adalah menemukan formasi terbaiknya. Dia secara teratur beralih di antara tiga bek dan empat bek dan ini menyebabkan penampilan yang tidak konsisten di lapangan.
Peran pemain tampaknya berubah dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, dan itulah sebabnya West Ham mengalami sejumlah kesalahan sebelum tampil di bawah standar.
Moyes perlu memikirkan sistem terbaiknya dan tetap menggunakannya untuk memungkinkan The Hammers mulai menampilkan performa positif yang akan membawa mereka keluar dari tiga terbawah.
Wolverhapton – Fokus pada diri mereka sendiri, bukan VAR
Wolves merasa mereka belum mendapatkan keuntungan dalam beberapa pekan terakhir terkait VAR, dan mereka ada benarnya.
Mereka seharusnya diberikan penalti dalam kekalahan 2-1 mereka di Newcastle, dan mereka bisa dengan mudah melakukan tendangan penalti lagi dalam kekalahan kandang 4-2 melawan Leeds.
Julen Lopetegui dan para pemainnya mungkin merasa dunia melawan mereka saat ini, tetapi mereka harus percaya keberuntungan mereka dengan ofisial akan berubah lebih cepat daripada nanti.
Tim juga harus mengambil tanggung jawab atas penurunan performa mereka, setelah hanya memenangkan satu dari enam pertandingan liga terakhir mereka, dan mereka perlu memfokuskan energi mereka untuk berkembang sebagai satu unit tanpa mengkhawatirkan intervensi VAR.