JawaPos.com – Alissa Wahid, putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan dengan petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ia mengatakan bahwa kopernya sempat diacak-acak oleh petugas. Tak hanya sampai di situ, dirinya pun disangka sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Terkait itu, Juru Bicara Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. “Kami minta maaf kalau ada perlakuan yang tidak proper. Tentu tidak ada standar pemeriksaan seperti itu. Jadi, semata-mata itu anomali, atau kelakuan oknum,” kata Yustinus Prastowo kepada wartawan, Rabu (22/3).
Ia menjelaskan, petugas Bea dan Cukai yang bertugas di bandara memang memiliki kewenangan untuk memeriksakan barang milik penumpang. Hal ini dilakukan untuk memastikan hal-hal yang dicurigai.
“Kalaupun membongkar-bongkar koper itu memang kewenangan petugas, dalam rangka memastikan kalau ada yang dicurigai atau secara profiling di luar kewajaran,” jelasnya.
Meski begitu, ia memastikan bahwa Bea Cukai dalam pelayanannya sudah menerapkan best practices. Namun hal itu terjadi lantaran ada oknum belaka yang secara individual bisa menyimpang.
“Tetapi sekali lagi Bea Cukai sudah menerapkan best practices, itu pasti bukan karena sistem atau kebijakan, itu individual. Ya, selalu ada kan individual yang menyimpang,” tuturnya.
Atas kejadian ini, Prastowo mewakili Kementerian Keuangan meminta maaf atas hal yang tidak mengenakan ini. Pihaknya memastikan bahwa Bea Cukai akan berbenah dan memberikan layanan yang terbaik.
“Tapi apapun itu kami minta maaf kepada Bu Alissa atas kejadian tidak mengenakan, Bea Cukai selalu membenahi diri untuk memberikan layanan yang lebih baik. Dan sekarang sudah jauh lebih baik sebenarnya, itu kan kejadian 2-3 tahun lalu,” tandasnya.