JawaPos.com–Penjual baju bekas (thrifting) asal Surabaya mengaku produk pakaian hingga tas asal luar Indonesia (impor) lebih menggiurkan.
”Dari luar pasti bersih-bersih bajunya. Jadi, nggak effort besar ya untuk menjualnya kembali,” kata penjual baju thrifting asal Surabaya yang enggan disebutkan namanya itu.
Selain lebih bersih, dia menyatakan, produk dari luar itu juga lebih berkualitas. Hal itu berbeda dengan produk bekas asal Indonesia. Tidak jarang, tak bisa ditebak kondisi dan kualitas produknya.
”Kalau aku selama ini ambil dari dalam semua (Indonesia). Nggak ada yang dari luar, karena kalau luar ya siap kantong lebih besar sebab mahal-mahal,” tambah dia kepada JawaPos.com.
Dalam sehari, dia menyampaikan, bisa mengantongi keuntungan hingga Rp 900 ribu. Per bulan, estimasi rupiah yang mengalir ke kantongnya mencapai Rp 30 juta. Hasil dari penjualan baju bekas.
”Ya kadang bisa lebih, untuk modalnya aku nggak bisa sebut sih. Ya lebih murah atau sedikit modalnya,” ungkap dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negri Zulkifli Hasan membakar pakaian hingga tas bekas impor di Riau. Politikus PAN itu memusnahkan 730 bal pakaian, sepatu, dan tas bekas impor. Nilainya mencapai Rp 10 miliar. Pemusnahan itu dilakukan di Terminal Tipe A Bandara Raya Payung Sekaki pada Jumat (17/3).