JawaPos.com – Papua Youth Creative Hub (PYCH) menyediakan wadah bagi para UMKM lokal agar bisa menjual produk-produk khas daerah adat Papua untuk bisa menembus pasar nasional. Di unit usaha tersebut, para pelaku UMKM lokal tanah Papua bisa ditemukan, mulai makanan kuliner, beberapa jenis kriya, pakaian, hingga obat herbal.
Koordinator PYCH Store Willy Sombuk menyatakan unit usaha tersebut berkomitmen membantu para UMKM-UMKM di seluruh Papua agar produk mereka bisa dijangkau seluruh masyarakat Indonesia.
“Kami berusaha mendistribusikan dan memasarkan produk unggulan mereka menggunakan metode digitalisasi. Sehingga produk mereka bisa lebih jauh dijangkau masyarakat luas,” ungkap Willy saat persiapan menjelang peresmian gedung PYCH di Jayapura, Papua, lewat keterangannya, Senin (20/3).
Willy menjelaskan, agar produk mereka bisa dijangkau dalam skala nasional, PYCH Store membuat pasar penjualan yang terintegrasi. “Kami membuat sistem penjualan yang akan terintegrasi dengan market di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Papua Muda Inspiratif binaan Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 124 UMKM lokal yang telah masuk PYCH Store.
“UMKM yang sudah bergabung dan menjual produknya di PYCH Store sekitar 124 UMKM. Sudah ada 1.246 pcs barang dan makanan yang sudah terdaftar di PYCH Store,” ujarnya.
Di toko yang dikelolanya, dijual makanan olahan sagu dari daerah adat Mamta dan makanan olahan ikan, kerang, dan kepiting dari Saireri. “Produk dari setiap daerah adat seperti Mamta memiliki keunggulan dari olahan sagu. Karena sagu banyak ditemui di daerah Mamta. Lalu, di daerah Saireri dengan hasil lautnya seperti sea food, yaitu kerang dan kepiting,” ucapnya.
Kemudian, ada hasil laut yang diolah menjadi ikan asin dan abon ikan. “Di wilayah Domberai dan Bomberai lebih ke hasil pertanian dan laut. Lalu di daerah Anim-ha ada hasil pertanian dan kerajinan masyarakat juga,” ucapnya.
Willy menuturkan PYCH Store terus mendistribusikan dan menjual barang UMKM kepada konsumen di Kota Jayapura “Dengan adanya platform digital, kami bisa menjual lebih banyak di Papua dan sekitarnya,” katanya.
PYCH Store, menurut Willy, berencana membuat cabang-cabang di setiap wilayah di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar harga produk lokal ini bisa lebih murah dan gampang ditemukan di mana saja.
“Marketing plan kami adalah kami membuat store-store di luar Papua. Tujuannya ialah mengintegrasikan distribusi supaya barang UMKM bisa lebih murah harganya, lebih mudah ditemukan, dan bisa dilihat dan diterima langsung oleh konsumen di luar Papua,” ungkap Willy.
Sementara itu, Meijy Akwan, pelaku UMKM di Papua, memiliki brand bernama Exotic Papua bergerak di bidang clothing kaus kreatif Papua. Selain itu, dia memliki produk olahan makanan, yaitu abon cabai dan minyak kelapa apus khas Papua. “Kami juga ada di bidang pertanian yang membuat olahan makanan abon cabai dan minyak kelapa apus,” ucapnya.
Meijy berharap produknya tidak hanya terjual di wilayah Manokwari, Papua, tetapi bisa menjangkau ke seluruh tanah air. “Puji Tuhan, kami sebagai anak muda Papua merasa bangga karena di sini usaha saya bisa lebih luas lagi jangkauannya. Tidak hanya ada di Manokwari. Dengan adanya PYCH Store ini, barang-barang produk saya bisa dipasarkan di Jayapura, bahkan bisa lebih luas lagi,” ungkap Meijy.