JawaPos.com – Program peralihan ke kendaraan listrik pemerintah dianggap memiliki dampak positif yang besar bila dikerjakan secara benar. Sektor pertambangan menjadi salah satu yang bisa mendapat keuntungan besar, sehingga meningkatkan pendapatan negara.
“Revolusi menuju kendaraan listrik memiliki multiplier effect sangat besar bagi industri tambang di tanah air. Selain dapat mengantisipasi defisit akibat impor minyak dan gas, kebijakan ini dapat mendorong nilai tambah SDA, terutama tembaga, mangan, dan nikel,” kata Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman kepada wartawan, Senin (20/3).
Tiga jenis mineral ini menjadi bahan dasar pengembangan baterai untuk eksosistem mobil listrik. Dengan berkembangnya kebijakan mobil listrik, hasil olahan smelter tembaga dan nikel di tanah air akan terserap dengan mudah.
Glencore, salah satu produsen metal terbesar dunia mengatakan, kebijakan kendaraan listrik akan menambah permintaan (demand) tembaga sebesar 18 persen tahun 2030. “Sementara permintaan nikel global akan tumbuh 55 persen tahun 2030. Ini tentu akan menguntukan MIND ID yang memiliki mineral sejenis tembaga, nikel dan timah,” imbuhnya.
Dalam ekosistem kendaraan listrik, tembaga digunakan untuk pembangunan jaringan listrik, jaringan storage atau penyimpanan dan charging atau infrastrukur pengisian. Menurut Glencore, permintaan tembaga untuk charging saja, akan tumbuh dari 23,000 ton pada tahun 2020 menjadi 392,000 ton pada tahun 2030.
Kondisi ini menjadi angin segar bagi MIND ID sebagai holding pertambangan milik BUMN. Sementara, permintaan nikel untuk jaringan penyimpanan (grid storage) akan tumbuh dari 20,000 ton tahun 2020, menjadi 150,000 ton tahun 2030. Secara umum, permintaan nikel untuk kendaraan listrik tumbuh dari 66,000 ton tahun 2020, menjadi 985,000 pada periode tahun 2030. Ini juga berita baik bagi PT Aneka Tambang yang memiliki cadangan nikel terbesar di tanah air.
“Jika semua proyek hilirisasi tambang MIND ID di atas berjalan, saya sangat optimis, MIND ID ke depan bisa diandalakan menjadi penopang kebijakan hilirisasi pemerintah dan penopang kebijakan transisi energi yang terus didorong presiden Jokowi,” ucap Ferdy.
“Apalagi dalam proyeksi Kementerian Investasi nilai tambah bisa mencapai 19 kali dan demand global mencapai USD 1 miliar, MIND ID juga mampu diandalkan sebagai perusahaan negara yang bisa menopang keuangan negara dan ikut menopang pembangunan industrialisasi,” imbuhnya.
Dengan melihat segmen pasar tambang yang dimiliki MIND ID, tak heran jika pasca pembentukan holding tambang dan pasca akuisi Freeport Indonesia, MIND ID selalu mencat kinerja gemilang. “PTBA, PT ANTM, PT TImah dan semua anggota MIND ID mencatat kinerja terbaik sepanjang sejarah dengan laba sebesar Rp 12,6 triliun per tahun 2023,” jelasnya.
Ferdy optimistis, dengan melihat potensi pasar tambang dan proses hilirisasi menuju nilai tambah mineral, MIND ID bisa mencatatkan kinerja positif ke depan. Sehingga MIND ID bisa diandalkan menjadi perusahaan tambang raksasa baik domestik maupun global.
“MIND ID juga diharapkan menjadi penopang utama penerimaan negara, selain Pertamina (Persero), dan mampu mengolah tambang di negeri ini secara profesional. Kuncinya adalah fokus pada bidang bisnis yang digeluti sekarang,” pungkasnya.