JawaPos.com – Dua tahun berturut-turut ganda putra berhasil menciptakan All Indonesian Final. Ada peran duo pelatih Herry Iman Pierngadi-Aryono Miranat atas kesuksesan back-to-back ganda putra.
Herry pun menuturkan kalau dia lega dengan prestasi ganda putra. ’’Gembira rasanya. Happy lah,’’ ujarnya kepada Humas PBSI. Hal senada diungkapkan Aryono.
’’Rasanya plong dan lega banget. Kemarin saya sempat teriak kencang untuk melepaskan ketegangan.”
”Terima kasih untuk semua tim support, masyarakat Indonesia yang ada di Birmingham, khususnya Pak Dubes yang terus mendukung, juga buat para pemain yang sudah berjuang,’’ paparnya.
Herry menuturkan, lantaran sudah puluhan tahun mendampingi atlet, ketegangan tidak begitu terasa saat pertandingan. Sebab, dia sudah tahu cara mengatasinya.
’’Yang penting jangan terlihat tegang oleh pemain, ini bisa berpengaruh kepada mereka juga,’’ tutur Herry.
Tidak begitu tegang juga dikarenakan persiapan setiap pemain sudah bagus sejak di pelatnas. Apalagi, All England selalu masuk event utama yang harus dimenangkan.
’’Jadi, kami sudah punya rencana. Termasuk dengan absen di German Open untuk fokus persiapan di sini,’’ ujarnya.
Satu minggu terakhir, pihaknya juga berlatih dengan shuttlecock yang digunakan khusus pertandingan agar pemainnya terbiasa. Namun, kendala menghadang jelang turnamen.
The Minions mundur lantaran Kevin Sanjaya Sukamuljo masih pemulihan pasca terkena sakit DBD. Apalagi, jika melihat dari undian, diakuinya sangat berat sejak babak pertama.
Fajar Alfian/Rian Ardianto, misalnya, yang harus menghadapi pasangan Korea Selatan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menghadapi rekan senegara Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yacob Rambitan.
Lalu, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bertemu unggulan kedua asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. ’’Saya selalu bilang ke anak-anak sebelum memulai latihan di Cipayung, siapa pun yang mau juara silakan, yang penting Indonesia,’’ tegas Herry.
Aryono menambahkan, sejak di latihan selalu ditanamkan rasa tidak mau kalah. Karena itu, latihan yang dijalani selalu kompetitif. Atmosfer itu pun terbawa ke pertandingan.
’’Di pertandingan juga fighting spirit-nya bagus sekali. Saya selalu katakan ini adalah pekerjaan mereka, profesi mereka. Jadi, curahkan semua pikiran dan kemampuan saat itu,’’ ujar Aryono.