JawaPos.com – Tahun 2023 merupakan momen peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-40. Ini tentunya menjadi momen yang sangat sakral bagi para rimbawan Indonesia, terutama untuk introspeksi diri sekaligus kontemplasi perjuangan seorang rimbawan dalam membangun kehutanan yang lestari.
Melalui tema “Hijaukan Bumi, Birukan Langit” peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-40 diharapkan meneguhkan arah dan cara pandang seluruh rimbawan untuk terus menggali atau me-recall memori yang senantiasa ada tentang peran hutan sebagai elemen dan struktur pembentuk bentang alam dan lingkungan yang perlu senantiasa dijaga dan dirawat bersama. Begitu pula peran atmosfer dan udara sebagai bagian di dalamnya yang harus dijaga.
Seluruh rimbawan Indonesia baik yang berkerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemerintah daerah, swasta, hingga para aktivis, pada momentum ini diharapkan dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan.
“Mari semua rimbawan di Indonesia yang ada pada masing-masing wilayah tangggung jawabnya untuk bersama-sama menyukseskan upaya pengendalian perubahan iklim secara masif dan terukur,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Minggu (19/3).
Siti Nurbaya juga meminta kepada seluruh rimbawan Indonesia untuk melihat dan menyadari kondisi-kondisi yang sudah berkembang saat ini untuk dilihat sebagai tantangan besar untuk selalu menjaga setiap tapak hutan yang ada di Indonesia, sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain.
“Ingat selalu pesan saya untuk Rimbawan Indonesia agar selalu setia melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Setiap jengkal tanah air, setiap kawasan berciri hutan harus dalam lindungan kita, dalam lindungan negara,” ujarnya.
Siti juga menuturkan, sejumlah tindakan korektif (corrective actions) dalam kurun waktu 2014 hingga sekarang telah dilakukan untuk memperbaiki pengelolaan sektor lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia. Kerja-kerja rimbawan, khususnya di KLHK mengalami perubahan sangat mendasar, perubahan secara paradigmatik.
Menurut Siti, kelestarian hutan dan lingkungan hidup, memberikan manfaat kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
“Rimbawan Indonesia dari masa kemasa telah menorehkan hasil kerja kerasnya dalam pelaksanaan tugas mengelola sumber daya alam melalui penerjemahan prioritas-prioritas kerja lingkungan hidup dan kehutanan hingga tingkat tapak,” imbuhnya.
Wakil Menteri LHK, Alue Dohong juga menuturkan, tugas dalam menjaga kelestarian hutan dan mendukung pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan memiliki resiko tinggi bagi keselamatan jiwa, terutama para rimbawan yang bertugas langsung di lapangan.
“Medan yang berat, bencana yang tidak terduga, dan kompleksitas masalah harus disikapi dengan semakin meningkatkan profesionalitas selaku rimbawan. Niatkan bahwa tugas mulia yang kita lakukan adalah bentuk ibadah,” pungkasnya.