JawaPos.com – Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto punya ambisi besar memenangkan All England perdana. Mereka tak gentar jika harus menghadapi dengan pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang menjadi legenda ganda putra dunia di Birmingham, Inggris, Minggu (19/3/2023).
“Ahsan/Hendra sudah ke final duluan, kami pun ingin juga, tidak mau kalah. Kami sering sharing dengan mereka, sang legenda, dan akhirnya sekarang bisa menciptakan All Indonesian Final di All England. Luar Biasa,” kata Fajar lewat informasi resmi PP PBSI di Jakarta.
Meski Fajar/Rian sedang berada pada fase puncak dan bertengger di peringkat satu dunia. Namun, mereka tak mau meremehkan Hendra/Ahsan yang lebih senior dan berpengalaman.
Selama berpasangan, ganda putra berjuluk The Daddies itu sudah menyabet dua gelar All England pada edisi 2014 dan 2019, serta menjadi runner-up pada edisi tahun lalu saat menghadapi rekan senegara, yaitu Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
“Pertemuan ini tidak akan mudah, Ahsan/Hendra adalah pasangan berpengalaman memiliki sejarah yang luar biasa di All England. Jadi, kami tidak boleh lengah, satu poin akan sangat berharga,” kata Fajar menambahkan.
Dengan menghadapi rekan senegara, bisa dipastikan kedua pasangan sudah saling hafal dan memahami karakter permainan masing-masing. Apalagi baik Fajar/Rian dan Hendra/Ahsan punya keinginan kuat untuk menaiki podium tertinggi pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu.
Rian berharap dia dan pasangannya bisa kembali tampil positif dan mendapatkan hasil yang terbaik.
“Semua pemain pasti punya mimpi untuk menjadi juara All England. Tidak menyangka bisa masuk final, tapi harapan nanti bisa dapat hasil yang terbaik,” sebut Rian.
Fajar/Rian lolos ke babak final mengikuti langkah The Daddies yang lebih dulu mengamankan tiket partai puncak. Laga All Indonesia Final tercipta setelah Fajar/Rian menyingkirkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong (Tiongkok) dengan skor 21-19, 21-17.
Fajar mengatakan bahwa pertandingan tersebut tidak mudah, namun dia bermodal tekad dan terus percaya diri dalam melunakkan permainan He/Zhou.
Mereka juga tampil nyaman di lapangan, apalagi setelah mendapat strategi yang sesuai pada gim pertama, selanjutnya permainan mereka pada gim kedua berjalan lebih enteng.
“Setelah berhasil menang di gim pertama, kami lebih enjoy di gim kedua. Lebih rileks, pukulan-pukulan pun lebih taktis. Secara permainan pun lebih percaya diri,” Fajar menceritakan.