JawaPos.com – Keramaian di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, jelang bulan Ramadan menjadi penyemangat untuk Partini, 44, mendulang uang dari para peziarah. Ia terlihat melenggang ke sana-ke mari sambil menenteng sapu lidi dan pengki, menghampiri para peziarah yang membutuhkan jasanya untuk membersihkan makam.
Sudah sekitar dua pekan lalu, katanya, TPU Karet Bivak ramai peziarah. Jika ada dalam satu tahun waktu yang paling merasa membuatnya beruntung, di bulan-bulan menjelang Ramadan memang pilihannya.
“Hari ini rame ramene. Saya tiap hari di sini. ngorek-ngorek. Kalau ada yang ziarah saya bantu ngorek. Nyapu-nyapu, bersih-bersih. dibayar sama ahli waris yang dateng,” ujarnya saat ditemui JawaPos.com, Sabtu (18/3).
Selama dua tahun menjadi tukang bersih-bersih makam yang tak legal, dalam arti hanya mengandalkan uang dari peziarah, penghasilannya tak seberapa dibanding jelang Ramadan. Pasalnya, di hari-hari biasa, tak seberapa penghasilannya dalam sehari.
“Sebelum Ramadan sepi. Biasa dapet kadang-kadang Rp 50 ribu, kadang-kadang Rp 30 ribu. Saikhlase yang ngasih,” kata Partini.
Sementara saat jelang Ramadan seperti saat ini, ia mengaku penghasilannya meningkat empat kali lipat dari hari biasa. Dalam sehari, Partini menyebut bahwa penghasilannya bisa hingga Rp 200 ribu lebih.
“Kalau sekarang ya ngasih tetap Rp 4-5 ribu. Sehari biasanya Rp 200 ribu lebih. Sekarang aja udah Rp 200 ribu,” ungkapnya.
Menurut perkiraannya, pengunjung yang akan berziarah ke TPU Karet Bivak akan terus ramai hingga Rabu atau Kamis depan.
“Rame paling sampai besok, hari Rebo udah sepi. Kalau rebo kan atau Kamis puasane,” pungkas Partini.