JawaPos.com – Di media sosial (medsos) kembali ramai karena sebuah video menampilkan aksi tenaga kesehatan yang tak terpuji. Bukan hal yang baik atau menampilkan prestasi, yang viral kali ini adalah nakes Puskesmas yang merendahkan pasien BPJS dan membanding-bandingkan dengan pasien umum hingga nge-vape di ruang kerja.
Video tersebut viral di berbagai platform media sosial dengan kali pertama dimulai dari TikTok oleh akun @rintobelike2. Kemudian hal ini viral di medsos lainnya hingga menuai kecaman dari warganet.
“Ketika ada pasien umum,” tulis keterangan dalam video pertama yang dilengkapi dengan emoticon tersenyum.
Perbedaannya tampak jelas ketika para nakes itu menangani pasien BPJS.
Dalam video kedua, para nakes terlihat bermalas-malasan. Ada yang tidur-tiduran di atas meja, ada pula yang sibuk bermain telepon genggam. “Ketika ada pasien BPJS masuk,” ujar @rintobelike2 dalam video kedua yang lengkap dengan emoticon menguap.
Viral dan menjadi gunjingan netizen, konten ini sampai memunculkan tagar atau topik teratas #nakes di jejaring sosial, Twitter. Di akun asalnya di TikTok, konten ini telah dihapus.
Menanggapi hal ini, nakes lainnya yang kontra dengan konten tersebut ikut menanggapi. Influencer dokter Tirta melalui Twitter pribadinya ikut memberikan tanggapan. Menurutnya, konten tersebut sangat tidak pantas dibuat oleh seorang nakes.
“Tidak boleh ada diskriminasi dalam pelayanan pasien. Padahal banyak pasien terbantu karena BPJS ini. Karena penyakit yg dicover BPJS itu sangat buanyak,” kata dokter Tirta.
Dirinya mengamini bahwa pelayanan BPJS memang belum sempurna. Masih perlu dibenahi lagi. Namun tidak sepatutnya ditengah banyaknya manfaat BPJS, dibuat konten yang mendiskriminasi pasien BPJS.
“Iya. BPJS belum sempurna. Masih perlu banyak perbaikan. Akan tetapi, BPJS sangat bermanfaat. So, Konten begini ga elok,” lanjut dokter Tirta.
Pernyataan dokter Tirta ini langsung mendapat dukungan dari netizen. Netizen lainnya sepakat bahwa ditengah pelayanan BPJS yang masih perlu perbaikan, membanding-bandingkan dan memberi service berbeda dengan pasien umum tidak boleh dilakukan.
“Ya jangan marah kalo dibanding2in ama nakes negara tetangga. Sejawat sendiri aja ada yang modelan kayak gini,” tulis komentar dokter lainnya yaki dr K. S. Denta.
Ahli Kesehatan Profesor Zubairi Djoerban juga tak luput menyayangkan tindakan nakes tersebut yang membuat konten demikian. Zubairi Djoerban yang dikenal sebagai penemu kasus pertama sekaligus pionir penanganan HIV dan AIDS di Indonesia meminta nakes lainnya untuk lebih bijak dalam membuat konten.
“Para teman sejawat saya yang mulia. Tolong jangan bedakan pasien BPJS dan pasien umum. Semua pasien itu sama-sama butuh bantuan. Saya memohon,” tulis Profesor Zubairi Djoerban dengan akun Twitter @ProfesorZubairi.