JawaPos.com – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin meminta warga untuk melaporkan parkir-parkir liar yang ada di sekitar Jakarta Pusat. Ia berjanji akan menindak para juru parkirnya dengan pidana.
“Jadi silakan masyarakat laporkan kepada kami, videokan saja, videokan ataupun foto orangnya, kirimkan kepada kami, akan kami tindaklanjuti,” ujarnya kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Pusat, Jumat (17/3).
“Kami akan proses siapa saja orang ataupun kelompok yang mematok parkir dengan harga tinggi karena dapat kita kenakan pasal pemerasan,” tegas Komarudin.
Ia mengakui sejumlah lokasikeramaian seperti pasar, tempat hiburan, konser banyak parkir-parkir liar dan dikelola oleh kelompok tertentu.
“Banyaknya parkir-parkir, khususnya pada pasar, kemudian pada tempat-tempat keramaian, titik-titik seperti hiburan, konser, akan banyak parkir-parkir yang akan dikelola oleh kelompok ataupun perorangan,” jelasnya.
Hal itu diungkapkan Komardin sehubungan dengan parkir liar yang menjadi semakin meresahkan. Terbaru, lantaran parkir liar, seorang juru parkir di Pasar Tasik, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menusuk temannya dengan dalih berebut lahan dan keuntungan parkir.
Sebelumnya, pelaku penusukan juru parkir hingga tewas berinisial HR, 46, di Pasar Tasik, Gambir, Jakarta Pusat, nekat melakukan aksinya lantaran berebut lahan parkir. Peristiwa yang menyebabkan SRS, 45, di Pasar Tasik, Tanah Abang, itu terjadi Kamis, (16/3) kemarin.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin, pelaku dan korban merupakan preman dan pelaku parkir liar di kawasan pasar tersebut.
“Pelaku dan korban ini adalah juru parkir, masuk ke dalam parkir liar karena tidak masuk dalam orang orang yang mendapatkan perintah dari pemerintah daerah,” ujarnya Polres Metro Jakarta Pusat, Jumat (17/3).
Mulanya, kejadian yang membuat SRS tewas tersebut terjadi ketika pelaku kesal lantaran korban tak mau saling berbagi hasil parkir.
“Tersangka kesal dengan korban karena tidak mau membagi hasil parkirannya. Seperti kebiasaan yang telah berjalan,hasil parkiran selalu dibagi dan hari itu korban tidak mau membagi hasil parkirannya,” jelas Komarudin