JawaPos.com – Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) baru untuk beras medium. Dari sebelumnya Rp 9.450 menjadi Rp 10.900 per kilogram. Perubahan juga terjadi pada beras premium.
Perubahan HET tak hanya berdampak pada kenaikan harga di pasaran, tetapi juga berimbas pada naiknya minat membeli gabah. ’’Berdasar laporan di lapangan, ada peningkatan secara pesat pembelian gabah. Masih terus dipantau,’’ kata Wagub Emil Elestianto Dardak di sela-sela acara peresmian gedung Dinas Peternakan Jatim Kamis (16/3).
Dia menjelaskan, kenaikan HET memang membawa efek positif terhadap pendapatan petani. Namun, di sisi lain, kebijakan tersebut juga berdampak kenaikan harga beras di pasaran.
Karena itu, pemprov tengah berupaya mengendalikan agar harga beras di pasaran tidak melonjak tajam. ’’Kuncinya pada keseimbangan. Stoknya harus banyak,’’ kata Emil.
Berdasar informasi, saat ini sebenarnya telah memasuki masa panen. Diprediksi, Jatim masih akan surplus beras hingga 1,13 juta ton selama Maret–April. ’’Sehingga stok beras Jatim aman,’’ katanya.
Di sisi lain, stok beras di sejumlah daerah masih menipis. Sebagaimana di Probolinggo, stok di gudang Bulog setempat tersisa 1.238 ton.
Diprediksi, itu hanya cukup hingga pertengahan April. Demikian pula di Jombang, menipisnya stok membuat harga beras masih tinggi. Namun, diprediksi harga beras segera normal setelah masuk musim panen.