JawaPos.com–Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) memprediksi umat muslim di Indonesia bakal mengawali puasa Ramadan 1444 Hijriah secara bersamaan pada 23 Maret.
”Kalau melihat kemungkinannya, awal puasa bareng Insya Allah. Sebab, secara hisab sudah memungkinkan untuk bisa dilihat. Kemungkinan Ramadan bareng,” kata Kepala Kanwil Kemenag DIJ Masmin Afif seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta, Jumat (17/3).
Menurut Masmin, berdasar penghitungan hisab, posisi hilal saat matahari terbenam pada 22 Maret sudah mencapai 7 derajat. Sehingga, telah memungkinkan untuk bisa dilihat dengan metode rukyat.
”Sudah hampir mencapai 7 derajat. Kalau tidak terhalang awan seharusnya sudah bisa dilihat,” ujar Masmin Afif.
Kendati demikian, Masmin meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat Kemenag RI yang diawali dengan rukyatul hilal di seluruh titik observasi bulan di Indonesia.
”Standar operasional prosedur (SOP) tetap melalui rukyat sebelum sidang isbat,” terang Masmin Afif.
Sementara itu, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIJ Jauhar Mustofa menuturkan, posisi hilal awal Ramadan 2023 di seluruh Indonesia diperkirakan antara 7 derajat sampai 9 derajat. Sedangkan sudut elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Rabu, 29 Sya’ban 1444 H atau 22 Maret 2023, sebesar 8 derajat 32 menit sampai 10 derajat 8 menit dan jarak matahari dan bulan sekitar 3 derajat sehingga saat cuaca cerah hilal memungkinkan dilihat.
”Dengan kondisi cuaca yang baik Insya Allah jadi santapan empuk para perukyat. Semoga cuaca bersahabat,” tutur Jauhar Mustofa.
Menurut Jauhar, data tersebut telah memenuhi kriteria terbaru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk penetapan awal Ramadan yakni ketinggian hilal minimal tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
”Maka Muhammadiyah dan NU Insya Allah bareng untuk awal Ramadan, karena kriterianya sudah terpenuhi semuanya baik Muhammadiyah maupun kriteria pemerintah. Nanti kemungkinan yang bisa melihat (hilal) banyak,” papar Jauhar Mustofa.
Jauhar menambahkan, Kanwil Kemenag DIJ bakal menggelar rukyatul hilal atau pemantauan hilal secara terpusat di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis, Kabupaten Bantul, pada Rabu (22/3) sore. Pengamatan hilal dilakukan dengan menggunakan dua teropong bintang milik POB, ditambah dengan sejumlah teropong milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta perguruan tinggi.
”Pesertanya dari akademisi, kami juga mengundang berbagai ormas, pengadilan agama, kantor Kemenag kabupaten/kota, dan MUI juga kami hadirkan,” ucap Jauhar Mustofa.