JawaPos.com – Program vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) terus bergulir. Hingga akhir pekan lalu, lebih dari 7,6 juta warga atau 24 persen dari target sasaran sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Sebanyak 3,1 juta sasaran (10 persen dari target) telah mendapatkan dosis kedua.
Meski sudah cukup tinggi, capaian tersebut masih jauh dari target 75 persen menuju herd immunity (kekebalan komunal) pada pertengahan Agustus mendatang. Kondisi itu tidak terlepas dari banyaknya daerah yang belum bisa memenuhi target vaksinasi.
Berdasar data Satgas Covid-19 Jawa Timur, ada sejumlah daerah yang capaian vaksinasi hariannya masih rendah. Misalnya, Sumenep memiliki target harian 8.295 sasaran. Tapi, capaian vaksinasi kemarin hanya 397 sasaran. Persentasenya hanya 4,79 persen.
Situasi serupa terlihat di Kabupaten Madiun. Memiliki target 5.491 sasaran per hari, kemarin capaiannya hanya 290 sasaran atau 5 persen lebih.
Imbasnya, target vaksinasi harian tingkat provinsi yang dipatok 300 ribu jiwa per hari belum mampu tercapai. Kemarin, misalnya, capaiannya hanya 74.881 orang.
Situasi itu pulalah yang membuat Gubernur Khofifah Indar Parawansa menargetkan capaian vaksinasi ditingkatkan. Karena itu, dia selalu berkeliling untuk memastikan percepatan vaksinasi. ”Termasuk percepatan melalui proses akselerasi,’’ katanya.
Selama ini pemerintah daerah bersama kodam dan polres atau polresta menggelar serbuan vaksinasi. Tapi, upaya tersebut masih membutuhkan partisipasi berbagai elemen.
Karena itu, dia mengajak elemen strategis untuk turut membantu perluasan cakupan vaksinasi. ”Kolaborasi yang mendorong peningkatan cakupan vaksinasi ini bagian dari proses akselerasi,’’ungkap dia.
Memang banyak indikator yang mengakibatkan penyelenggaraan vaksinasi tidak mulus. Salah satunya, kebutuhan anggaran untuk vaksinasi cukup besar. Dosis vaksin dikirim gratis dari pemerintah pusat. Tapi, biaya penyelenggaraan yang harus disediakan tiap daerah sangat tinggi.
Misalnya, untuk satu kali vaksinasi, dibutuhkan tenaga kesehatan, alat kesehatan, tim panitia, gedung, konsumsi, serta beragam kebutuhan lainnya. Biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah untuk sehari pelaksanaan vaksinasi.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jawa Timur dr Makhyan Jibril membenarkan bahwa pelaksanaan vaksinasi membutuhkan biaya. Namun, dia tidak ingin indikator tersebut dipersoalkan. ”Sebab, ada daerah yang cakupannya juga bisa tinggi. Karena itu, butuh kolaborasi dengan berbagai elemen,’’ ucapnya.
Dia mencontohkan sejumlah daerah yang menggandeng pihak swasta. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Vaksinator berasal dari pemerintah. Dengan begitu, beban penyelenggaraan lebih ringan. Cakupan vaksinasi bisa lebih luas. ’’Artinya, banyak cara yang bisa menjadi solusi dari permasalahan biaya,’’ imbuh dia.
Baca Juga: Banyak Warga Surabaya Tunggu Kepastian Vaksinasi Dosis Dua Sinovac
Dokter Jibril berharap, daerah yang capaian vaksinasinya rendah harus terus ditingkatkan. Sebab, vaksinasi merupakan upaya pencegahan persebaran virus di tingkat hulu. ’’Perluasan vaksinasi secara tidak langsung mendorong pengendalian persebaran virus tersebut,’’ ucapnya.