JawaPos.com–Pada era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA) yang serba dinamis, para praktisi komunikasi perlu mawas diri. Baik saat bermasyarakat mau pun di sosial media, salah satunya dengan memperhatikan etika komunikasi.
Merespons hal tersebut, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Media Labs Digital Communications Agency Dudy Sya’bani Takdir mengatakan, kemudahan teknologi pada era VUCA perlu diwaspadai. Sebab, citra bisa rusak seketika bila tidak memperhatikan etika komunikasi.
”Etika komunikasi menjadi basic dan standar moral. Jangan sampai karena kita tidak mengerti etika komunikasi, reputasi positif yang sudah dibangun organisasi bertahun-tahun hancur dalam satu hari,” ujar Dudy saat menjadi salah satu pemateri dalam Pelatihan Perkantoran Modern dan Layanan Bermutu (PMLB) UI melalui daring.
Dalam pelatihan yang dilaksanakan untuk memoles hard skill maupun soft skill calon pegawai tetap sivitas Universitas Indonesia (UI) itu, Dudy juga menyampaikan beberapa hal yang mencakup etika komunikasi. Yakni kejujuran, kerahasiaan, dan tidak membahas persoalan pribadi seseorang di depan umum.
”Karena esensi dari komunikasi itu adalah trust. Jika sudah muncul saling percaya, komunikasi dapat dilakukan dengan baik,” imbuh Dudy.
Menurut dia, yang terpenting, komunikasi harus menjadi salah satu landasan strategi dan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. ”Karena komunikasi bukan sekadar menu tambahan dalam sebuah organisasi. Justru merupakan hal terpenting yang akan menentukan sukses tidaknya perencanaan yang dibuat,” ungkap Dudy.
Dudy memaparkan beberapa skill yang harus dimiliki seseorang di era Society 5.0. Saat di mana manusia memiliki alternatif menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti AI dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia.
”Karena Society 5.0 menuntut kita untuk terus menggali informasi dan mencari mana yang paling valid, tiap orang perlu memiliki skill berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Bila kita terapkan secara keseluruhan, SDM di Indonesia akan semakin berkualitas,” jelas Dudy.
Dilansir dari data World Economic Forum, berkat Society 5.0, sebanyak 75 juta pekerjaan akan berganti dan memunculkan 113 juta pekerjaan baru berbasis digital.
”Sedangkan basic komunikasi dari dulu hingga sekarang masih sama. Yakni ketahui siapa audience kita, pesan yang ingin disampaikan, media yang digunakan, ketepatan komunikator, dan penyesuaian waktu,” papar Dudy.
Jadi, lanjut Dudy, etika komunikasi era yang serba dinamis perlu penerapan basic komunikasi yang baik dan disertai dengan menguasai skill Society 5.0.
”Kalau elemen-elemen ini sudah komplet dan matang, akan meminimalisir miss komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan kita siap menghadapi tantangan komunikasi di berbagai situasi,” tutur Dudy.