JawaPos.com – Di Surabaya, mereka bertemu dan membangun impian di musik. Seperempat abad berselang, mereka kembali, dengan impian yang sudah terwujud, untuk menutup konser merayakan usia perak perjalanan karier.
Tak heran kalau kemudian tadi malam di DBL Arena, Surabaya, Padi Reborn seakan lupa usia. Piyu (gitar), Ari (gitar), Fadly (vokal), Rindra (bas), dan Yoyo (drum) tampil bak seperti 25 tahun lalu ketika mengawali karier di Kota Pahlawan. Energik.
Inilah penampilan pertama Padi Reborn (dulu Padi) di Surabaya sejak menghelat konser di Stadion Gelora 10 November pada 2005. ”Entah kenapa, Surabaya selalu punya magnet luar biasa bagi kami,” kata vokalis Padi Reborn Fadly dari atas panggung yang disambut gemuruh ribuan Sobat Padi yang memenuhi DBL Arena.
DBL Arena pun berubah bak tempat karaoke raksasa. Padi Reborn dan Sobat Padi tak berhenti bernyanyi bersama sepanjang konser yang berlangsung hampir tiga jam.
Deretan hit seperti Sesuatu yang Indah, Semua Tak Sama, Sang Penghibur, Mahadewi, hingga cover lagu Gombloh, penyanyi legendaris dari Surabaya, berjudul Di Radio ditampilkan dengan sempurna. Penonton juga disuguhkan beberapa lagu yang jarang ditampilkan Padi Reborn di setiap konsernya. Di antaranya, Beri Aku Arti, Lingkaran, hingga Tak Hanya Diam.
”Di kota ini, kami bertemu dan lahir 25 tahun lalu. Sampai sekarang, kami tidak ganti personel. Kami akan terus berjuang sampai 25 tahun ke depan untuk terus berkarya. Wani,” teriak Ari, gitaris Padi Reborn, yang juga disambut ”wani” oleh penonton.
Lontaran itu pun seperti penegasan bahwa mereka tak akan berhenti berkarya. Tak hanya akan menjadi band nostalgia seperti yang mereka sampaikan di jumpa pers sehari sebelumnya.