JawaPos.com – Penyanyi Fiersa Besari punya kebiasaan setiap mendekati bulan Ramadan dan lebaran. Pada dua momen tersebut dipastikan dia tidak akan mengambil pekerjaan atau melaksanakan hobinya naik gunung atau melakukan petualangan di alam terbuka.

Fiersa Besari memiliki tradisi di keluarganya harus berkumpul bersama menjelang bulan Ramadan dan jelang lebaran. Mereka kompak harus memprioritaskan waktu kebersamaan dengan keluarga di dua momen tersebut.

“Orang tua saya kan tinggal ibu, alhamdulillah kita dekat. Kita semua ngeriung di Bandung, mertua saya, ibu di Bandung semua setiap Ramadan. Bakal dimarahin kalau saya nggak pulang,” kata Fiersa Besari di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (14/3).

Menjelang bulan Ramadan tiba, dia pun memastikan akan pulang ke Bandung untuk berkumpul bersama keluarga. Menurutnya, keluarganya sudah mewanti-wanti agar Fiersa Besari pulang.

Momen kebersamaan keluarga sejatinya terasa kurang lengkap di momen Ramadan kali ini lantaran kakek dan nenek Fiersa Besari sudah tiada. Bagi penyanyi 39 tahun tersebut, momen kebersamaan dengan mereka kini hanya tinggal kenangan indah yang pastinya tak mungkin dilupakan.

“Membekas di ingatan kita berkumpul di rumah kakek dan nenek pas lebaran. Dan ketika mereka sudah nggak ada, semua sudah enggak sama. Karena kumpul beda-beda, di rumah tante, dan lainnya,” jelasnya.

Fiersa Besari mengaku momen berkumpul bersama keluarga besar saat masih ada sosok yang ‘dituakan’ suasananya sangat berbeda.”Hangatnya beda banget,” katanya.

Selain itu, ada juga momen berkesan yang masih sangat terasa dalam benaknya di momen Ramadan. Fiersa Besari mengingat, dulu dia kerap diminta oleh sekolahnya mencatat materi yang disampaikan dalam kuliah subuh.

“Dulu ada kuliah subuh. Kita dikasih buku harus mencatat pembicaraan ustad hari itu cerita apa, itu harus 30 hari lengkap. Kalau nggak, nilai pelajarannya nggak perfect, tapi itu jadi ajang kreativigas untuk memalsukan tanda tangan,” kenangnya sambil tertawa.

By admin