JawaPos.com – TNI mengaku sudah berhasil mengantongi beberapa titik yang diperkirakan sebagai tempat persembunyian kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Namun, proses penyelamatan masih mengedepankan negosiasi demi menjaga keselamatan sang pilot.
“Melalui sarana yang kita miliki baik itu pesawat udara, maupun intelijen yang lain, kita sudah mengetahui beberapa lokasi di wilayah Papua yang dimungkinkan itu adalah posisinya mereka,” kata Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Kisdiyanto di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/3).
Kisdiyanto mengatakan, penyergapan tidak bisa dilakukan begitu saja. Sebab, keselamatan sandera bisa terancam.
“Dengan medan Papua yang sedemikian berat ada risiko kalau kita langsung mendekat ke situ. Kan kelompok mereka mengancam kalau TNI maju, sandera akan dibunuh. Nah itu yang kita hindari apalagi pemerintah daerah sudah berupaya akan bernegosiasi dengan pihak KST tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, Susi Air membenarkan salah satu unit pesawatnya yang ditemukan terbakar di Papua. Maskapai menduga kuat jika pesawat sengaja dibakar oleh pihak tertentu.
Representatives Susi Air, Donal Fariz mengatakan, pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY dilaporkan hilang kontak di Bandara Paro pada Selasa (7/2) sekitar pukul 06.17 WIT. Pesawat seharusnya melaksanakan penerbangan dengan rute Timika – Paro – Timika.
Pesawat tersebut membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram. Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT.
“Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi Pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway,” kata Donal.
Donal menuturkan, maskapai menduga terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Pasalnya, pesawat mendarat dan parkir dengan aman di lintasan.