JawaPos.com – Ardi celingak-celinguk di dalam rumahnya. Dia mau keluar rumah, tetapi urung dilakukan. Dia masih mumet mencari dompet yang tak kunjung ketemu.

Dia berkali-kali mengingat di mana terakhir meletakkan dompet kulit warna cokelat itu. Sambil mengisap rokok, dia mengingat-ingat lagi. Penghuni rumah lainnya juga dibuat kesal karena Ardi yang terus-terusan cemberut. Mereka juga ikut mencari.

’’Yang dia ingat sebelum mandi, dompet itu ditaruh di bibir sumur miliknya. Setelah itu lupa,” ujar Kepala DPKP Surabaya Dedik Irianto.

Ardi tidak menyerah, ingatan yang hanya sekelebat itu membuat dia yakin. ’’Dompetku pasti nyemplung sumur ini. Mateng aku, gimana ngambilnya,” keluh Ardi.

Keyakinan itu pulalah yang membuat dia wadul ke Command Center 112. Petugas pun meresponsnya. Satu grup tim rescue DPKP Surabaya diterjunkan ke rumah Ardi di kawasan Surabaya Barat. Sumur tersebut cukup lebar sehingga memudahkan petugas turun ke bawah.

Hampir setengah jam petugas mengubek-ubek isi sumur. Namun, barang yang dimaksud Ardi tak kunjung ketemu. Ardi pun tambah bingung melihat petugas yang bingung itu.

Dia sudah siap-siap mengikhlaskannya. Termasuk wira-wiri ke kantor polisi dan lembaga lain untuk membuat dokumen baru.

Setelah merasa putus asa, Ardi masuk rumah. Namun sejurus kemudian, dia klewas-klewes keluar rumah menghampiri petugas. Kali ini raut mukanya tampak lebih semringah. Di satu sisi juga menahan malu. Ya, dompet yang hilang itu ternyata ketlisut di lemari.

’’Dompet saya ternyata di kamar, Pak,” ucap Ardi kepada petugas. Sambil berharap dia tidak disembur air slang pemadam.

By admin