JawaPos.com – Berbagai upaya dilakukan pemilik kedai kopi untuk dapat bertahan di tengah pandemi. Tidak hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan kopi kepada konsumen. Kini para pemilik kedai kopi juga bekerja sama dengan sesama kedai kopi lainnya.
Rocky Octasilva Layandi, pemilik Kopi Jimi dan Coffeetorium, mengatakan, dirinya menjual biji kopi ke kedai-kedai kopi sejak beberapa bulan lalu. Pembelinya adalah kedai-kedai kopi di Jatim dan beberapa provinsi lainnya. ”Lumayan menaikkan omzet juga,” katanya.
Bisnis roastery itu fokus pada kopi spesialti (specialty coffee). Sejak pandemi, konsumen senang mengolah kopi dan membuat kopinya sendiri di rumah. Atau, membeli kopi secara takeaway. ”Saya kaget juga karena saya kira orang tidak ngopi pas pandemi. Ternyata mereka tetap ngopi, tapi tidak nongkrong,” kata Rocky.
Dia menambahkan, Coffeetorium tutup sejak April lalu. Kedai tersebut tidak melayani konsumen yang datang. Namun, di balik itu, bisnis roastery tetap jalan. Penjualan roast bean dikirim ke berbagai kota di Indonesia, mulai Surabaya, Sidoarjo, hingga Semarang. Pendapatan pun terdongkrak dari situ.
Bayu Eka, pemilik Kofind Cafe, menambahkan, pengunjung juga tak lagi dapat menghabiskan waktu berlama-lama di kedainya. Namun, untuk mendongkrak pendapatan, dia melayani jasa roasting kopi untuk kedai-kedai kopi di Surabaya. ”Sejak PPKM darurat, kami lakukan itu,” ungkapnya.
Kedai-kedai kopi tersebut membawa biji kopinya ke Kofind, kemudian Bayu memproses kopi tersebut hingga matang. Hasilnya dikembalikan lagi kepada kedai-kedai kopi tersebut untuk kemudian diproses menjadi minuman yang dijual kepada konsumen.