JawaPos.com – Berbagai tantangan akan dihadapi oleh para petugas haji selama penyelenggaraan ibadah haji 2023. Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Arsad Hidayat mengingatkan para petugas untuk menyiapkan diri agar dapat memberikan layanan maksimal kepada para jamaah haji.
Menurut Arsad, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M. “Petugas harus siap!” tegasnya, Rabu (15/3).
Tantangan pertama, kata Arsad, tahun ini kuota haji Indonesia kembali normal yakni sebanyak 221 ribu jamaah. “Tentu ini menjadi tantangan tersendiri yang akan dihadapi dan saya yakin semua sudah punya jawaban apa yang harus dilakukan sebagai petugas,” ucapnya.
“Kuota normal tentu jamaahnya padat, baik di akomodasi, transportasi atau di tempat ibadah. Kompleksitas permasalahan akan terjadi dan menjadi tantangan utama para petugas sebagai pelayan tamu Allah,” sambungnya.
Kedua, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jamaah haji. Sehingga, jamaah 65 tahun ke atas atau yang masuk kategori lansia juga bisa berangkat. “Setidaknya ada 64 ribu jamaah lanjut usia (lansia) yang akan melaksanakan ibadah haji pada tahun ini,” jelasnya.
Ketiga, petugas harus mempertahankan Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI). Tahun 2022, IKJH masuk kategori sangat tinggi dengan indeks untuk pertama kalinya mencapai angka 90. Ini menjadi tantangan untuk dapat dipertahankan.
“Mudah-mudahan segala keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu (2022) memberikan semangat dan spirit agar minimal bisa sama dengan tahun lalu. Atau bahkan bisa lebih,” ujar Arsad.
Tantangan keempat, jamaah sekarang sangat kritis. Mereka, memantau tingkah laku dan aktifitas sehari-hari para petugas haji. “Jika petugas cuek atau tidak pernah memantau jemaah, maka ini akan jadi catatan tersendiri bagi jemaah,” terangnya.
Kelima, orang dengan mudah mengirim segala sesuatu dan menyebarkannya melalui media sosial, “Jika petugas kurang perform dalam melaksanakan tugasnya, akan mudah tersebar melalui media teknologi atau media sosial,” kata Arsad.
Keenam, petugas harus melek teknologi, karena hampir semua layanan sudah menggunakan perangkat digital. Tahun ini, semua laporan menggunakan aplikasi. “Laporan tahun ini harus digital, tahun kemarin 100 persen,” tuturnya.
Tantangan ketujuh adalah layanan ibadah haji di Mina. Dengan kuota normal, antrean jamaah di toilet akan memanjang. Selain itu, musim haji tahun ini bertepatan musim panas. Seluruh petugas perlu mensosialisasikan sejak awal kepada jamaah akan pentingnya menjaga kesehatan.
“Kapan dan di manapun harus mengingatkan dan mensosialisasikan untuk jamaah agar sering minum, membawa penutup kepala, memakai sandal, menggunakan alas kaki, penutup kepala seperti topi atau payung,” tukasnya.