JawaPos.com–Tim Verifikasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) kunjungi Kota Surabaya, Selasa (14/3). Kunjungan itu dalam rangka verifikasi Surabaya Menuju Open Defecation Free (ODF) Tahun 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan menyampaikan, kedatangan Tim Verifikasi ODF Pemprov Jatim itu untuk melakukan pengecekan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satunya pada menghentikan perilaku BABS.

”Tim verifikasi mengecek yang berkaitan dengan ODF atau stop BABS di Kota Surabaya seperti apa. Pemkot membantu masyarakat terhadap perilaku hidup sehat pada proses sanitasi melalui pembangunan jamban,” kata Sekda Ikhsan.

Menurut dia, Pemkot Surabaya menyiapkan 11.000 titik pengerjaan jamban, sebagai upaya bebas ODF. Pengerjaan tersebut terbagi menjadi dua. Yakni 8.000 titik pengerjaan dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya dan 3.000 dilakukan Baznas Surabaya.

”Tahun ini di Surabaya ada 11.000 yang kita siapkan untuk pembangunan jamban di masyarakat, karena memang masih ada warga kita yang masih belum punya jamban. Sampai Februari dan Maret ini, sudah 4.000 pengerjaan yang selesai,” ujar Ikhsan.

Sekda Ikhsan menerangkan, dalam penuntasan BABS di Kota Surabaya, seluruh elemen turut terlibat. Hal itu sebagaimana dengan budaya gotong-royong yang terus dilestarikan Wali Kota Eri.

”Insya Allah target kita tahun ini, Surabaya sudah bebas dari BABS. Ini mengubah perilaku masyarakat agar bisa menerapkan pola hidup sehat. Pendekatan di lapangan juga sudah dilakukan terutama oleh kecamatan, kelurahan, dan Kader Surabaya Sehat (KSH),” terang Ikhsan.

Dia menambahkan, peran aktif dan kesadaran masyarakat Kota Surabaya terhadap kepedulian lingkungan terus meningkat. Peningkatan PHBS itu yang diapresiasi Tim Verifikasi ODF Pemprov Jatim.

Sementara itu, Ketua Tim Verifikasi ODF Pemprov Jatim M. Yoto mengatakan, pada verifikasi tahap awal, pihaknya menjelaskan teknis verifikasi ODF. Selanjutnya, pada Rabu (15/3) tim verifikasi akan terjun di 20 kelurahan untuk mencocokkan hasil laporan Pemkot Surabaya dengan kondisi di lapangan.

”Strategi Surabaya luar biasa, bisa memecah kebuntuan. Salah satunya adalah dengan kebijakan diskresi, sekaligus kolaborasi dengan pihak lain,” papar Yoto.

Pada 16 Maret, seusai dilakukan verifikasi lapangan, lanjut dia, pihaknya akan menggelar rapat pleno sebagai penentuan Kota Surabaya Menuju ODF 2023.

”Saya kira Surabaya dengan jumlah penduduk dan memiliki potensi yang besar, Insya Allah Surabaya bisa,” ucap Yoto.

Yoto berharap Kota Surabaya beserta kabupaten/kota lain harus mengajak masyarakat dalam penerapan PHBS.

By admin