JawaPos.com – Target pendapatan PDAM Surya Sembada tahun ini ikut terdampak secara tidak langsung oleh pandemi Covid-19. Dari proyeksi pendapatan Rp 980 miliar hingga akhir tahun, baru terkumpul sekitar Rp 500 miliar. Padahal, empat bulan menjelang tutup tahun idealnya pemasukan PDAM mendekati target yang ditetapkan.
Direktur Keuangan PDAM Surya Sembada T. Alvin Papatria menuturkan, ada sejumlah kendala yang menghambat capaian pendapatan. Yang paling utama persebaran Covid-19 yang berdampak pada perekonomian. Industri pun mengurangi pemakaian air. Begitu pula di hotel, apartemen, serta mal juga ada pengurangan penggunaan.
Selain itu, perekonomian warga sejak awal tahun tersendat. Perusahaan mengurangi kapasitas produksi. Rumah tangga pun berupaya menghemat pengeluaran. Kondisinya tidak sama seperti tahun lalu. ’’Kalau di 2020, empat bulan pertama kami masih mendapatkan pemasukan besar,’’ paparnya.
Semula direksi PDAM Surya Sembada optimistis kondisi perekonomian semakin baik. Pada 2019, targetnya Rp 929 miliar, sedangkan pada 2020 target pendapatan Rp 1 triliun. Optimisme itu terlihat pada akhir 2020. Lewat testing, tracing, serta treatment, laju Covid-19 melandai. Metropolis beranjak menuju zona hijau. Capaian vaksinasi juga dinilai berjalan cepat. ’’Dari telaah itu, kami menetapkan target tinggi,’’ jelas Alvin.
Mereka juga membuat program diskon untuk pemasangan jaringan baru dengan mempertimbangkan konsumsi daya listrik. Contohnya, biaya pemasangan untuk rumah yang memiliki daya listrik 400 watt sebesar Rp 200 ribu dan daya 900 watt sebesar Rp 300 ribu. Untuk rumah dengan daya listrik 1.300 watt dan 2.200 watt, masing-masing Rp 600 ribu dan Rp 1 juta. Pemberian harga miring itu memicu antusiasme warga. Tidak sedikit yang mengajukan pemasangan jaringan baru. PDAM banjir permintaan.
Ketua Badan Pengawas PDAM Surya Sembada Wawan Aries Widodo menuturkan, pihaknya tengah mencari cara agar pemasukan PDAM terus bertambah sesuai target yang ditetapkan. ’’Kami dan direksi masih mencari langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan di masa Covid-19,’’ jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno mengatakan, pada masa pandemi, pendapatan warga memang jauh berkurang. Hal itu berimplikasi pada pemasukan PDAM. ’’Beban warga sangat berat,’’ ungkapnya.
Menurut Anas, selaku perusahaan daerah, pendapatan memang penting agar gerak perusahaan semakin kencang. Namun, ketika virus korona merebak ditambah lagi warga kesulitan ekonomi, fokus PDAM tetap harus melayani. ’’Meski pendapatan kecil, pelayanan harus prima,’’ ucap politikus PDIP itu.