Indonesia masuk dalam cincin api Pasifik. Sudah sepatutnya mitigasi kebencanaan segera dilakukan. Keterlibatan kaum cerdik pandai pun menjadi penting. Dr Ir Mudji Irmawan MS dan tim mendarmakan ilmu mereka untuk merancang rumah tahan gempa.

AZAMI RAMADHAN, Surabaya

MUDJI Irmawan masih tak menduga bahwa dirinya masuk dalam nominasi dosen yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Apresiasi itu dia terima di Gedung Research Center ITS pekan lalu. Bagi dia, penghargaan tersebut melecutnya untuk terus memberikan manfaat sebagai akademisi kepada sesama manusia.

Yang dilakukan Mudji dan timnya adalah mengembangkan dan menerapkan rumah tahan gempa serta rumah sederhana terpadu di daerah-daerah gempa.

Bukan sekadar di Jawa, tetapi juga di Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. ”Terakhir kami buat 23 rumah di kawasan Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Malah di sana minta dibuatkan lagi,” katanya awal pekan lalu.

Di sana dia membangun 23 rumah. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memiliki permintaan khusus. Yakni, membuat perwajahan rumah tahan gempa harus berbeda dengan negara tetangga Timor Leste.

Mudji menyatakan, Mensos minta tetap mengedepankan asas kebudayaan masyarakat sekitar. ”Yang desain rumahnya Bu Mensos. Kami lengkapi dengan struktur tahan gempa dan angin kencang. Solar cell juga dipasang. Jadi, beda sekali,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, permukiman yang terimbas badai Seroja itu juga dilengkapi dengan community center. Dengan begitu, kompetensi anak dan warga sekitar juga dapat ditingkatkan melalui berbagai kegiatan.

Keterlibatan dia dan ITS dalam pemulihan pascabencana itu dilakukan sejak 1995. Upaya tersebut dimulai ketika beberapa kawasan di Malang Selatan terdampak gempa bumi. Mayoritas rumah di sana hancur dan rusak berat. Awalnya, Mudji dan timnya ingin agar rumah segera dapat dihuni lantaran daerah terdampak jauh dari posko pengungsian.

Hingga sekarang, keterlibatan ITS dalam pemulihan pascabencana tak perlu diragukan lagi. Mudji mengungkapkan, keterlibatan paling berkesan adalah saat berada di daerah Calang, Aceh Jaya, setelah dilanda gempa dan tsunami pada 2004. Tim pemulihan dari ITS beraktivitas di sana selama enam bulan.

Ada hal yang menguatkan Mudji dan timnya hingga terus terlibat. Salah satunya ketika harus melakukan pemulihan sebagai dampak gempa di Nias. Di sana semua bangunan rata dengan tanah. ”Situasi itu yang menguatkan teman-teman untuk tetap konsisten hingga sekarang,” jelasnya.

Terlebih lagi, setelah mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dilantik sebagai menteri sosial, sinergisitas antara ITS dan Kementerian Sosial pun semakin kuat.

Dia yakin, dosen, karyawan, alumni, dan mahasiswa ITS mampu menangani permasalahan-permasalahan yang harus dirampungkan. Terlebih dengan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki ITS. Ide dan gagasan dapat direalisasikan dengan kolaborasi antarinstansi.

Ada satu tugas yang terus dikerjakannya sampai kini, yakni menciptakan mahasiswa yang berjiwa sosial tinggi. Harapannya, terjadi keselarasan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mahasiswa. ”Mereka juga siap jika diterjunkan khusus pada kondisi-kondisi tertentu,” tandasnya.

By admin