JawaPos.com – Tiongkok ingin mengambil alih suksesi Dalai Lama ke-14 Tenzin Gyatso. Mereka bersikukuh bahwa pemilihan Dalai Lama selanjutnya ada di tangan Beijing. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping tersebut bahkan memasukkan kebijakan itu dalam aturan hukum mereka.
’’Kami melihat situasi yang sangat mungkin ketika Dalai Lama ke-14 meninggal, ada dua Dalai Lama yang ditunjuk menggantikannya,’’ ujar pakar Tibet Robert Barnett, seperti dikutip The Guardian. Satu dipilih berdasar instruksi Dalai Lama ke-14 dan satu lagi oleh Partai Komunis Tiongkok.
Dalam undang-undang ditegaskan bahwa pemerintah Tiongkok harus menyetujui seluruh reinkarnasi Lama Buddha senior, termasuk Dalai Lama. Itu ditegaskan kembali dalam buku putih Tibet yang dirilis Tiongkok pada Mei tahun ini, tepatnya pada peringatan 70 tahun pencaplokan wilayah tersebut. Dalai Lama tidak menyetujui hal itu.
’’Pemerintahan ateis seperti Tiongkok ikut campur dalam masalah spiritual Tibet adalah hal yang tidak bisa diterima,’’ tegas presiden parlemen Tibet di pengasingan Penpa Tsering.
Dulu, Dalai Lama tinggal di Tibet. Penduduk dan para pemimpin Tibet meyakini bahwa masalah reinkarnasi diputuskan Dalai Lama sendiri. Tiongkok menguasai Tibet pada 1951 dan sejak saat itu mengetatkan kekuasaannya di wilayah tersebut. Kini, suksesi Dalai Lama pun ingin mereka atur.
Sejak 1959, Dalai Lama mengasingkan diri ke Dharamshala, India. Pemerintah India-lah yang mengatur pergerakan Dalai Lama, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tenzin Gyatso saat ini berusia 86 tahun. Berdasar visinya, dia yakin bisa hidup sampai usia 113 tahun.
Tenzin Gyatso kini mempertimbangkan beberapa opsi untuk mencari penggantinya. Dia akan bereinkarnasi menjadi seorang bayi. Namun, dia ingin bereinkarnasi menjadi perempuan atau tidak sama sekali. Opsi lainnya adalah menunjuk seseorang sebagai penggantinya ketika dia masih hidup. Dia menolak usul Tiongkok untuk mencari penggantinya dari nama yang diambil dari guci. Mayoritas Dalai Lama lahir di Tibet, dulu ada satu dari Mongol dan satu lagi dari wilayah India.
Suksesi Dalai Lama bukan hanya masalah spiritual, tapi juga geopolitik bagi Tiongkok dan India. Dua negara tersebut berbagi perbatasan sepanjang 3.218 km di wilayah Tibet. Bentrok beberapa kali terjadi di area perbatasan itu hingga menimbulkan korban jiwa.
Pekan lalu, terungkap bahwa orang-orang terdekat Dalai Lama masuk daftar target potensial untuk dimata-matai dengan spyware Pegasus yang dibuat NSO Group. Pengamat menuding India adalah pelakunya, tapi mereka menampik.