JawaPos.com – Genap sudah 24 tim peserta Piala Dunia U-20. Itu terkonfirmasi setelah empat semifinalis Piala Asia U-20 lolos ke semifinal Piala Asia U-20 2023.
Irak dan Uzbekistan, yang keduanya pernah dihadapi Indonesia dalam fase grup Piala Asia U20 tahun ini, lolos ke Piala Dunia U-20 setelah menyisihkan Iran dan Australia.
Sehari kemudian Korea Selatan dan Jepang menyikat lawannya masing-masing untuk merebut dua jatah Asia lainnya untuk turnamen yang segera diadakan Mei mendatang di Indonesia itu.
Empat wakil Asia itu menyusul 20 tim lainnya, termasuk Indonesia, ke turnamen FIFA yang baru kali ini diadakan di Tanah Air.
Siapa tim U-20 yang menjadi kampiun Asia baru diketahui akhir pekan ini, tetapi empat semifinalis sudah pasti turut berkompetisi di Indonesia mulai 20 Mei mendatang di enam kota di Indonesia itu.
Eropa atau UEFA menjadi zona pertama yang memastikan semua wakilnya lolos ke turnamen ini. Mereka adalah Inggris yang merupakan juara Piala Eropa U-20 tahun lalu, kemudian runner-up Israel, lalu Prancis dan Italia, serta Slovakia yang akan terbang ke Indonesia setelah mendapatkan tiket dari jalur playoff.
Zona berikutnya yang lebih dulu memastikan wakil-wakilnya adalah Amerika Utara, Tengah dan Karibia atau CONCACAF. Amerika Serikat menjuarai zona ini dengan rekor gol fantastis 17-0 dari empat pertandingan terakhirnya, untuk didampingi Republik Dominika, Guatemala, dan Honduras.
Selandia Baru dan Fiji yang masing-masing menjadi juara dan runner-up turnamen turnamen U20 zona Oseania pada 2022, juga bakal tampil di Indonesia.
Dari Amerika Selatan (CONMEBOL), Brasil yang menjuarai U-20 zona ini pada 12 Februari 2023 akan didampingi Kolombia, Ekuador dan Uruguay.
Afrika diwakili Senegal, Gambia, Nigeria dan Tunisia. Senegal adalah juara Piala Afrika U-20 pada 2023. Mereka menggenggam catatan fantastis, selalu menang baik selama fase grup maupun babak gugur, dan tak sekalipun kebobolan.
Bisa ciptakan kejutan
Dari data yang ada, Indonesia menempati Pot 1 bersama Uruguay, Amerika Serikat, Prancis, Senegal, dan Italia atau Korea Selatan yang tengah menjajal semifinal Piala Asia U20 dengan tiga tim Asia lainnya sampai 18 Maret ini.
Indonesia tak akan diundi untuk satu grup bersama negara-negara itu, termasuk Amerika Serikat dan Senegal yang memiliki statistik menyeramkan selama turnamen U-20 terakhir dalam zonanya masing-masing.
Sebaliknya, Indonesia bisa satu grup dengan Inggris, Brasil dan Nigeria. Semoga saja ini tak terjadi.
Meskipun berada dalam pot berbeda dengan Israel, Indonesia tak akan berada dalam grup yang sama dengan Israel. Irak juga dipastikan tak akan satu grup dengan Israel karena juga tak mengakui negara Yahudi itu.
Indonesia bisa bertemu dengan Israel dalam babak knockout jika keduanya lolos dari fase grup.
Jika dalam undian penentuan grup nanti Indonesia beruntung, maka Hokky Caraka dan kawan-kawan bisa satu grup dengan Fiji dan Guatemala dari Pot 3 dan 4, tetapi siapa pun tim dari Pot 2 bisa amat berat bagi Indonesia.
Andai hasil undian penentuan grup pada 31 Maret nanti seperti itu, maka Indonesia berpeluang mencetak sejarah lolos ke babak knockout Piala Dunia U-20 setelah pada 1979 hanya sampai fase grup setelah digasak total 16 gol tanpa balas oleh Argentina, Polandia, dan Yugoslavia.
Walaupun akhirnya nanti satu satu grup dengan tim-tim kuat, Indonesia bisa saja menciptakan kejutan.
Memang akan baik bagi Indonesia untuk tak mengulangi perjalanan tak memuaskan pada 1979, apalagi dalam Piala Asia U-20 tahun ini di Uzbekistan, Indonesia tidak bisa disebut tidak bagus, sampai menahan seri Uzbekistan yang juga lolos ke Piala Dunia U-20 nanti.
Namun, akan lebih baik lagi jika Indonesia membidik lolos ke fase gugur turnamen FIFA yang pertama kali digelar di negeri sendiri itu.
Jika itu terjadi, Indonesia akan menjadi tim tuan rumah dari Asia ketiga setelah Korea Selatan dan Uni Emirat Arab yang lolos ke babak ini. Korea Selatan lolos ke babak 16 besar U-20 edisi 2017, sedangkan Uni Emirat Arab mencapai perempatfinal edisi 2003.
Empat tim Asia lainnya yang pernah menjadi tuan rumah turnamen ini terhenti pada fase grup, yakni Jepang pada 1979, Arab Saudi pada 1989, Qatar pada 1995, dan Malaysia pada 1997. Kecuali di Malaysia, saat itu turnamen ini belum mengenal babak 16 besar.
Australia sudah dua kali menjadi tuan rumah ajang ini pada 1981 dan 1993, tetapi saat itu berstatus wakil Oseania. Dalam dua kesempatan itu, Australia sukses mencapai perempatfinal dan semifinal.
Level lebih baik
Sejak 2007, turnamen ini berubah nama menjadi Piala Dunia U-20 setelah sejak 1977 sampai 2005 bernama World Youth Championship.
Dari 22 kali penyelenggaraan Piala Dunia U20 sejak 1977, hanya enam tim tuan rumah yang terhenti pada fase grup dan empat di antaranya dari Asia.
Akan elok sekali Indonesia tak mengulang kegagalan empat negara Asia tersebut.
Fakta FIFA memilih Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, salah satunya berkaitan dengan upaya dunia dalam mengapresiasi penggemar dan komunitas sepak bola Indonesia yang di dunia ini mungkin hanya kalah besar dari China.
Penggemar yang besar nan fanatik ini adalah juga pasar yang seksi untuk sepak bola global, termasuk sepak bola tingkat klub di mana puluhan juta orang Indonesia menjadi penggemar klub-klub liga-liga Eropa terutama Inggris, Italia, dan Spanyol.
Tentu akan sangat menyenangkan jika apresiasi dunia kepada masyarakat sepak bola Indonesia ini dikuatkan oleh prestasi tinggi timnas Indonesia dalam Piala Dunia U-20, paling tidak dengan penampilan bagus yang menggambarkan sepak bola negeri ini tengah berubah lebih baik.
Memang sulit, apalagi jika menghadapi tim-tim bertabur talenta cemerlang yang beberapa di antaranya menjadi calon-calon penerus megabintang-megabintang seperti Diego Maradona, Lionel Messi, Mohamed Salah, dan Erling Haaland.
Namun, seperti sudah sering terjadi dalam turnamen sepak bola, termasuk Piala Dunia 2022 di Qatar, akan selalu ada kejutan, tak terkecuali yang bisa dibuat oleh Indonesia.
Dukungan besar penonton dan bermain di negeri sendiri bisa menjadi energi tambahan bagi timnas U20 Indonesia dalam mencapai babak lebih tinggi.
Jika itu bisa dilakukan, maka Indonesia bisa memberi pesan kepada dunia bahwa ada koherensi antara penggemar sepak bola yang besar dengan kualitas sepak bolanya. Itu juga menjadi petunjuk untuk bangkitnya Indonesia dari Tragedi Kanjuruhan yang seharusnya memicu perubahan besar dalam ekosistem sepak bola nasionalnya.
Untuk itu, demi sepak bola Indonesia dan penggemar sepak bolanya, tak ada pilihan bagi timnas Indonesia, selain mencapai level lebih baik pada Piala Dunia U-20 nanti.