JawaPos.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penyebab banyaknya pasien penderita Covid-19 yang meninggal dunia di rumah sakit (RS). Menurut Budi, berdasarkan laporan, rata-rata pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di RS itu 8 hari. Namun, saat ini, semuanya lebih cepat seiring dengan adanya varian Delta.
“Bahwa yang wafat di RS mendadak lebih cepat biasanya rata-rata sebelumnya 8 hari, sekarang rata-rata 3 hari, 4 hari sudah wafat,” ujar Budi di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/7).
Baca Juga: Menkes Budi Tegaskan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Hanya untuk Nakes
Bahkan Budi menerangkan, dahulu pasien Covid-19 yang meninggal dunia di IGD hanya 2 persen. Namun saat ini menjadi 20 persen. Sehingga pemerintah mencari tahu apa penyebabnya.
“Jadi kita kok heran, kenapa orang yang di IGD lebih banyak yang wafat, atau masuk ke IGD sudah wafat,” katanya.
Budi menuturkan, banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal di IGD lantaran terlambat mendapatkan penanganan. Sebab yang meninggal dunia itu rata-rata saturasi oksigennya di bawah 90 persen.
“Sekarang orang masuk RS sudah 70 persen saturasinya, sudah 80 persen saturasinya. Artinya virusnya sudah menyebar ke dalam paru-paru dan sudah sesak,” ungkapnya.
Budi juga membeberkan, terlambatnya pasien Covid-19 di bawa ke RS lantaran masih adanya yang berpandangan orang yang tertular virus korona adalah aib. Sehingga masyarakat yang punya pandangan seperti ini harus diubah.
“Karena edukasi masyarakat, sehingga orang takut kalau kena Covid-19 itu aib gitu ya. Ya jangan. Enggak apa-apa kok,” katanya.
Budi juga menjelaskan persentase angka kematian Covid-19 lebih rendah ketimbang kematian akibat TBC dan HIV. Sehingga jika masyarakat cepat mendapatkan perawatan di RS maka bisa sembuh.
“Jadi kalau dia dirawat dengan cepat harusnya bisa sembuh. Enggak usah malu, enggak usah khawatir kalau kena. Yang penting lapor saja, begitu tes cepat-cepat tes, enggak usah takut dites. Begitu kita tahu, kita bisa tangani,” pungkasnya.