JawaPos.com–Aparat Kepolisian Resor Blitar menangani kasus kekerasan yang dilakukan santri putra di salah satu pondok pesantren wilayah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, dengan melukai rekannya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar AKP Tika Pusvitasari menyatakan, korban diketahui berinisial GA, 13, santri kelas lima SD, warga Desa/Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Kejadian tersebut terjadi pada 9 Maret. Hingga kini masih dalam proses penyelidikan.
”Kejadian itu pada 9 Maret sekitar jam 17.00 WIB, telah terjadi dugaan tindak kekerasan pada anak di bawah umur yang dialami korban GA, dilakukan pembacokan pelaku atas inisial NA,” kata Tika Pusvitasari seperti dilansir dari Antara di Blitar, Minggu (12/3).
Dia mengatakan, pelaku yang masih usia 14 tahun tersebut melukai korban dengan celurit dan mengenai tangan korban. Kejadian itu mengakibatkan korban mengalami luka yang serius di tangannya.
”Tangan kanan korban luka robek. Saat ini, kami masih tangani kejadian ini,” terang Tika Pusvitasari.
Petugas masih mendalami perkara itu dengan meminta keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kejadian tersebut.
”Ibu korban tidak terima dengan kejadian tersebut dan melapor ke polisi,” tutur Tika Pusvitasari.
Informasi yang diterima, korban saling olok dengan rekannya tersebut. Sehingga, rekannya geram dan melukai korban.
”Penyebab pasti olok-olokan itu hingga kini yang masih ditelusuri polisi,” ucap Tika Pusvitasari.
Polisi juga telah menyita barang bukti berupa baju milik korban dan hasil visum et repertum. Sedangkan, untuk korban saat ini sudah mendapatkan perawatan medis. Untuk pelaku, masih dilakukan pendampingan rencana pemeriksaan.
”Dalam perkara ini, pasal yang disangkakan adalah pasal 76C jo pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak karena pelaku juga masih di bawah umur,” papar Tika Pusvitasari.
Dia menambahkan, aktivitas di pondok pesantren tersebut saat ini masih berlangsung dengan normal. Pihak pondok pesantren juga belum memberikan konfirmasi kejadian tersebut.