JawaPos.com – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menyatakan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak dibangun di hutan alam, tidak pula di hutan lindung, tapi di hutan produksi, sehingga pembangunan tidak merusak lingkungan seperti yang dikhawatirkan pecinta lingkungan.
“Pembangunan IKN ini justru untuk mengembalikan ke hutan alam, di sana akan banyak pohon endemik yang ditanam, bahkan sudah ada 20 juta bibit pohon endemik yang disiapkan di Persemaian Modern Mentawir di sekitar IKN,” ujar Isran di Samarinda, Sabtu.
Persemaian Modern IKN itu disiapkan sejak 2021 tersebut fokus pada pembibitan tanaman endemik Kalimantan dan bibit pohon tertentu yang mulai langka di Kalimantan seperti ulin dan lainnya, bahkan target-nya adalah diproduksi 20 juta bibit per tahun.
Dari pembibitan ini kemudian akan dipindah ke IKN, sehingga di kawasan IKN yang sebelumnya hanya monokultur, maka ke depan akan menjadi polikultur, berbagai jenis tumbuhan akan ada di kawasan tersebut, terutama tanaman endemik.
Sebelumnya, pada Jumat (10/3) malam, saat makan malam dalam rangka Sidang Tahunan Majelis Umum Himpuni (Perhimpunan Organisasi Alumni PTN Indonesia) di Kantor Gubernur Kaltim, ia mengatakan bahwa IKN dibangun secara modern dan berwawasan lingkungan, sehingga tidak perlu dikhawatirkan tentang kerusakan lingkungan.
“Saat kita nanti ke IKN, kita akan berinteraksi dengan alam, akan banyak tanaman khas Kalimantan yang ada di sana, akan ada berbagai jenis primata yang hidup liar dan kita bisa melihatnya seperti monyet, bekantan, dan lainnya karena dalam pembangunan ini adalah mengembalikan seperti hutan sebelumnya,” ujar Isran.
Senada dengan Isran, Ketua Presidium Himpuni Akhmad Muqowan mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang pemindahan IKN, apalagi pemindahan ini bukan dadakan, tapi sudah direncanakan sejak zaman Presiden Soekarno, sehingga aksinya direalisasikan Presiden Joko Widodo.
“Untuk suksesnya suatu proyek, tentu harus dimulai dari rencana yang matang. Tapi ingat, secara global, rencana memiliki andil 60 persen. Sisanya yang 40 persen merupakan aksi, Implementasi di lapangan,” ucapnya.
Terkait dengan gelaran Sidang Tahunan Majelis Umum Himpuni yang digelar di Samarinda dan Universitas Mulawarman sebagai tuan rumah, ia mengatakan karena Kalimantan Timur telah ditetapkan sebagai IKN, sehingga hal ini merupakan salah satu dukungan pihaknya dalam pembangunan IKN.