JawaPos.com- Putusan penundaan Pemilu 2024 oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, tidak serta merta membuat tahapan menuju pemungutan suara itu mandek. Sejauh ini, penyelenggara di kabupaten/kota pun terus melaksanakan tahapan sesuai jadwal.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Gresik, misalnya. Mereka telah mengeluarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP). Tujuannya, sebagai upaya antisipasi dan deteksi dini terhadap potensi kerawanan yang mungkin muncul. Saat ini, IKP di Gresik menunjukkan nilai yang cukup kondusif. Bahkan, menempati urutan ke-31 dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
“Dengan total skor 16,21. Semakin rendah skornya, maka menunjukkan tingkat kerawanan yang juga rendah,” ungkap Muhammad Syafi Jamhari, Komisioner Devisi Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Gresik.
Menurut Jamhari, IKP merupakan metode memotret potensi kerawanan yang akan muncul dengan sejumlah indikator. Ada empat dimensi untuk memetakan. Yakni, konteks sosial politik, penyelenggaraan pemilu, kontestasi, dan partisipasi.
Dia mencontohkan, dimensi penyelenggaraan pemilu. “Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, ada pemilih tidak memenuhi syarat (TMS) tetapi terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Nah, ini masuk potensi kerawanan,” ungkapnya.
Lalu, saat pelaksanaan pemungutan suara. Potensi kerawanan bisa terjadi jika ada ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan suara sah dan suara tidak sah serta jumlah pemilih yang mengunakan hak pilih. Karena itu, berdampak pada pemungutan suara ulang di beberapa TPS. ‘’Pada Pemilu 2019 kejadian itu terjadi di wilayah Kecamatan Kebomas dan Sidayu,” tutur Jamhari.
Dimensi sosial politik juga berpotensi menghambat pemilu. Misalnya, bencana banjir di wilayah Gresik Selatan. Kasus itu juga pernah terjadi saat proses rekapitulasi perhitungan suara di Pilkada 2020. ‘’Nah, berbagai hambatan tersebut perlu menjadi perhatian pihak penyelenggara pada Pemilu 2024 nanti,’’ paparnya.
Sementara itu, kemarin (10/3) KPU Kabupaten Gresik juga kembali melakukan sosialisasi Pemilu 2024 yang menyasar para pemilih muda. Yakni, pengurus dan anggota IPNU-IPPNU bertempat di aula kantor PCNU Gresik.
’’Sebagai kader IPNU-IPPNU, kita juga harus turut berperan menyukseskan Pemilu 2024. Apalagi, banyak pemilih pemula yang kita adalah bagian dari mereka,” kata Syifaul Mukminin, ketua PC IPNU Gresik.
Untuk menyukseskan Pemilu 2024, lanjut dia, pihaknya siap untuk bekerjasama dengan KPU demi kesuksesan pemilu di Gresik. “Kami akan selalu mendukung KPU demi suksesnya pemilu tahun 2024,” tambahnya.
Makmun, Komisioner KPU Gresik Divisi Sosialisasi dan SDM, menyampaikan, terima kasih semua elemen yang telah menyelenggarakan diskusi demi kesuksesan pemilu mendatang. “Ini adalah salah satu bentuk kontribuasi nyata kader IPNU dan IPPNU dalam hal melakukan pendidikan politik bagi pengurus dan masyarakat,” kata alumnys Ponpes Mambaus Sholihin Suci itu.
Makmun mengungkapkan, pragmatisme pemilih sejauh ini masih cukup tinggi. Tidak terkecuali di Gresik. Karena itu, para pemilih harus dididik menjadi pemilih yang cerdas. “KPU akan terus melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Harapannya, masyarakat menjadi pemilih yang cerdas. Baik sebelum pemilu, pada saat pemilu, dan setelah pemilu,’’ ujarnya.