JawaPos.com–Pemkot Surabaya lanjutkan relokasi atau pemindahan gelombang ketiga kepada warga Kampung 1001 Malam, Jumat (10/3). Kini, tersisa 20 kepala keluarga (KK) yang belum diboyong ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemindahan warga Kampung 1001 Malam dilakukan secara bertahap. Pada gelombang pertama dan kedua, relokasi difokuskan pada warga di bawah kolong jembatan jalan tol. Sedangkan gelombang ketiga, relokasi dilakukan pada warga yang tinggal di sekitar pagar pembatas jalan tol.
”Jadi, sekarang bertahap, kami lakukan dengan menyesuaikan kebutuhan atau kebutuhan rusunawa yang ada dan siap. Mereka tidak bisa langsung karena masih ada (anaknya) yang sekolah. Lalu yang mereka mau adalah bangunan ingin dibongkar sendiri, karena jika ada yang masih bisa dimanfaatkan maka bisa dibawa,” kata Eri.
Pada gelombang pertama, Pemkot Surabaya memboyong sebanyak 16 KK, gelombang kedua sebanyak 44 KK, dan gelombang ketiga pada Kamis (9/3) sebanyak 36 KK, serta Jumat (10/3) sebanyak 17 KK.
Sementara itu, untuk 17 KK yang direlokasi saat ini, mereka terbagi di tiga lokasi rusunawa. Di antaranya, sebanyak 15 KK ditempatkan di Rusunawa Benowo Pakal, 1 KK di Rusunawa Romokalisari, dan 1 KK lain di Rusunawa Indrapura.
”Kita sepakat 14 Maret sudah harus pindah semua ke rusunawa. Kurang 20 KK dan waktunya gantian, Alhamdulillah mereka mau semua. Sehingga tempat itu bisa digunakan untuk normalisasi sungai untuk mencegah banjir, jadi kita bisa lewat di sana,” ujar Eri.
Eri menjelaskan, sebagian besar warga eks Kampung 1001 Malam direlokasi di Rusunawa Sumur Welut dan Benowo Pakal. Jajaran Pemkot Surabaya melakukan berbagai pendekatan persuasif kepada warga Kampung 1001 Malam.
”Untuk menyadarkan bahwa ini bukan tanah yang dimiliki tetapi ketika dibangun (rumah) kalau (sungai) menyempit dampaknya terjadi banjir. Maka pendekatan itu yang kita lakukan dan Alhamdulillah lancar semua,” jelas Eri.
Karena itu, Eri berharap ke depannya, setelah semua warga dipindahkan ke tempat yang lebih layak kawasan Kampung 1001 Malam akan digunakan pemiliknya. Yakni, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk perluasan bozem dan revitalisasi sesuai dengan fungsinya.
”Itu tempat sungai, makanya di daerah sana atau Asemrowo ada banjir, jadi kita lakukan normalisasi sungai yang selama ini belum efektif. Sehingga, kita sampaikan ke BBWS, mereka mendukung itu dan sejak beberapa tahun yang lalu menjadi pinjam pakai dengan BBWS diserahkan ke pemkot. Nanti (lahan) itu kosong, kita jaga dan yang paling penting adalah di situ menjadi tempat sempadan sungai dan jalan inspeksi untuk mengembalikan fungsi sungai,” jelas Eri.