JawaPos.com – Olahraga golf tak mengenal usia. Mereka yang sudah memasuki usia senja pun turut menikmatinya. Ada banyak hal yang menjadi alasan mereka tetap menggeluti golf. Di antaranya, memperkuat otot lengan dan membangkitkan semangat bagi diri sendiri.
Bisa jadi, golf merupakan olahraga yang cukup unik. Olahraga itu tak memerlukan gerakan yang terlalu cepat dan keras. Karena itu, golf tak membebani sendi dan otot. Hanya butuh gerakan yang konsisten dan teratur. Golf sangat mudah dilakukan khayalak yang sudah memasuki usia senja.
Ritme olahraga golf juga tak terlalu cepat. Pegolf bisa memainkan sambil bersantai. Mereka memukul, lalu berjalan dari hole ke hole lainnya. Selama melewati hole tersebut, mereka juga bisa berbincang dengan rekan sejawatnya. Hal itu memberi nuansa yang positif.
”Apalagi, ketika lawan bermain kami masih muda, ada challenge tersendiri,” ungkap Kurian Vegal Varughese, salah seorang pegolf yang berusia di atas 70 tahun.
Dia sudah lama kecanduan golf. Manfaat yang dirasakan cukup besar. Otot lengan tetap kuat dan kelenturan tubuh juga terus terjaga. Suasana dan pemandangan lapangan golf yang lapang serta hijau bisa menambah kenyamanan. Ritme yang santai dapat meminimalkan tekanan sehingga pegolf tak mudah stres.
Kurian mengungkapkan, saat ini dirinya sudah memasuki usia 89 tahun. Golf sudah mendarah daging dalam kehidupannya. Dia sudah merasakan golf di mana pun berada selama lebih dari separo hidupnya. Kakek dua anak dan empat cucu itu mengenal golf sejak masih muda.
Ketika bekerja di New Delhi, India, dia bermain dengan atasannya yang berkebangsaan AS. Begitu juga saat masuk ke Indonesia pada Maret 1975, Kurian sudah tercatat sebagai member pada dua clubhouse golf. Yakni, Finna Golf serta Taman Dayu Golf Club & Resort.
Selain Kurian, ada Deddy Suhajadi, ketua Pengprov PGI Jatim. Meski sudah berusia di atas 70 tahun, dia masih menggeluti golf. Deddy juga sering bersaing dengan golfer yang lebih muda. Challenge-nya lebih ke power dari pukulannya. Biasanya, dia beradu dengan golfer-golfer yang berusia 60 tahunan. Hasilnya, dia masih bisa mencatatkan pukulan sejauh 190–200 meteran.
Menurut dia, power dalam golf tak ditentukan dari usia. Melainkan dari intensitas latihannya. ”Karena golf sangat sensitif. Kalau sehari saja saya tidak pegang stik, feeling-nya sudah berbeda,” ungkapnya.
Kompetisi antar pegolf juga tak seperti olahraga biasanya. Jarang ada yang terpancing emosi. Sebaliknya, gelak tawa kerap mewarnai di tengah lapangan. Antar pegolf juga saling menyemangati. Timbul rasa persahabatan dan kekeluargaan saat memainkan olahraga tersebut.