JawaPos.com- Pasar Turi Baru (PTB) Surabay telah beroperasi hampir setahun. Namun, hingga kemarin (8/3) belum semua kios terisi. Kondisi tersebut berdampak pada omzet para pedagang yang belum sesuai dengan harapan.
Fatimah, salah seorang pedagang, menyatakan bahwa dirinya sudah hampir setahun berjualan mesin jahit di PTB. Jika dibandingkan dengan berjualan di tempat penampungan sementara (TPS), pendapatan yang diperoleh jauh berbeda.
Di TPS, dalam sehari 5 atau 10 mesin jahit terjual. Namun, di PTB, angka penjualan di bawahnya. Meski begitu, perempuan 47 tahun itu tetap bersyukur. ”Namanya dagang ya, kadang ramai, kadang sepi dan tidak bisa diprediksi. Selain di PTB, kami menjual melalui online,” kata Fatimah.
General Manager PTB Teddy Supriyadi mengakui, sejak PTB di-launching pada 21 Maret 2022 hingga kemarin belum semua kios beroperasi. Di antara 4.500 unit, baru sekitar 800 kios yang dibuka. Meski belum naik signifikan, jumlah pengunjung yang datang terus bertambah.
Dalam sebulan, ada 90 ribu pengunjung. Peningkatan jumlah pengunjung kerap terjadi setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu. Kenaikan itu disebabkan faktor banyaknya pameran atau bazar yang diadakan.
Secara bergantian, setiap bulan beragam event diselenggarakan. Mulai pameran fashion, otomotif, elektronik, hingga perabot rumah tangga. ”Untuk meringankan beban, beberapa kebijakan baru pun diterapkan. Salah satunya, memberikan diskon service charge kios hingga 50 persen,” jelas Teddy.
Potongan biaya itu berlaku bagi semua pedagang. Baik itu pemilik toko yang baru buka maupun yang sudah lama. Program tersebut menuai hasil manis. Pada Maret, sekitar seribu pedagang berencana membuka kios. Terutama saat Ramadan.
Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Moch. Awaludin menyampaikan, untuk menarik pengunjung, pameran, bazar, serta pelatihan UMKM akan diperbanyak lagi di PTB.