JawaPos.com- Sejak 2017, Pemkot Surabaya meluncurkan aplikasi Tax Surveillance (TS). Layanan online itu memudahkan wajib pajak (WP) memantau nominal pajak yang harus mereka bayar. Sayangnya, belum semua WP memakai aplikasi tersebut.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Surabaya Hidayat Syah mengakui, masih banyak WP yang belum familier dengan TS. Baru sekitar 2.000 WP yang memasang aplikasi itu pada sistem mereka. ”Padahal, aplikasi ini sudah lama. Sejak 2017,” ucapnya kemarin (8/3).

Aplikasi TS dipasang pada komputer dan sistem kasir. Di hotel, misalnya, setiap tamu yang menginap akan terpantau oleh sistem itu. Saat tamu memesan makanan, secara otomatis sistem tersebut memberikan informasi besaran pajak yang dikenakan. ”Ini bentuk dan upaya kami agar semua lebih transparan dan akuntabel. Hitungannya tidak ngawang karena semua sudah terpantau sistem ini,” ujar Hidayat.

Bapenda meyakini, semakin banyak WP yang memasang TS, pendapatan pemkot dari sektor pajak ikut meningkat. Pemkot tidak akan kehilangan pendapatan pajaknya akibat salah hitung.

Karena itu, bapenda terus menyosialisasikan TS kepada pelaku usaha sekaligus WP. ”Sekarang ini sudah banyak WP yang mulai mengajukan untuk dipasangi TS. Tim IT kami siap membantu bila mereka ada kesulitan,” terang Hidayat.

Sementara itu, hingga Maret, penerimaan dari pajak bumi dan bangunan (PBB) tercatat baru 13,3 persen. Hidayat mengimbau WP tidak menunda membayar PBB. Semakin cepat semakin baik. Apalagi, pajak dikembalikan ke masyarakat dalam beragam bentuk. Pembangunan kota, misalnya. ”Kami upayakan pelayanan bisa face-to-face langsung ke masyarakat agar partisipasi juga meningkat,” jelasnya.

Sementara itu, DPRD Surabaya meminta bapenda lebih aktif menutup celah kebocoran pajak. Caranya dengan pemakaian TS.

Sektor lain yang juga menjadi perhatian adalah pajak reklame. Ketua Pansus Penyelenggaraan Reklame DPRD Surabaya Arif Fathoni mengatakan, potensi kebocoran pajak reklame terbilang tinggi. Menurut dia, peningkatan pendapatan dari reklame bisa diperoleh dengan pengaturan. ”Pemasangan melihat kawasan, bukan berdasar kelas jalan,” ujar politikus Golkar itu.

CAPAIAN PAJAK

  • Realisasi PAD Surabaya sampai sekarang mencapai Rp 1,14 triliun atau 17,39 persen dari target.
  • Paling besar disumbang dari pajak sebesar Rp 1,04 triliun atau 20,35 persen dari target.
  • Upaya kejar target dilakukan dengan memasang aplikasi pengawasan pada komputer front office untuk hotel, restoran, dan tempat hiburan.
  • Potensi pendapatan bocor bisa ditepis karena laporan yang lebih akuntabel.
  • Bapenda terus melaksanakan layanan jemput bola untuk mempercepat serapan pajak.

Sumber: Bapenda Surabaya

By admin