JawaPos.com – Masyarakat Indonesia tidak ingin ketinggalan mendapatkan manfaat dari besarnya ekonomi Tiongkok. Diantaranya terlihat dari semakin digemarinya kursus bahasa Mandarin oleh masyarakat Indonesia. Tetapi sayangnya sebagian masyarakat kesulitan mengakses kursus bahasa Mandarin karena faktor biaya.
Seperti diketahui Tiongkok adalah negara dengan populasi mencapai 1,4 miliar jiwa. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka meluncurkan program Belt and Road Initiative (BRI). Dengan program ini, Tiongkok berupaya membantu negara mitra mereka untuk berkembang secara politik dan ekonomi. Program BRI telah berhasil menciptakan banyak kesempatan bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk masuk ke pasar internasional, termasuk Indonesia, dan menghasilkan keuntungan besar.
Ranggadani Aditya pendiri Kampung Mandarin Beijing menuturkan masyarakat Indonesia melihat ada potensi ekonomi besar dari ekspansi perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia. Untuk bisa memanfaatkan peluang tersebut, masyarakat semakin tertarik untuk belajar atau mengikuti kursus bahasa Mandarin.
“Melihat potensi ini, banyak orang Indonesia mulai mempelajari bahasa Mandarin. Dengan harapan dapat mengambil peluang yang ditawarkan oleh perkembangan ekonomi Tiongkok,” jelas Aditya pada Kamis (9/3). Namun dalam praktiknya di lapangan, biaya yang diperlukan untuk belajar bahasa Mandarin seringkali menjadi kendala bagi banyak orang.
Pria lulusan Beijing Language Culture University itu mengatakan Kampung Mandarin Beijing adalah sebuah lembaga kursus bahasa Mandarin yang menawarkan program belajar secara online dan offline. “Kami menggunakan metode yang mudah dipahami,” katanya. Selain itu juga menetapkan biaya terjangkau sehingga mudak diakses semua kalangan ekonomi masyarakat.
Dia mengungkapkan lembaga yang ia dirikan, telah berhasil mencetak ratusan lulusan yang sukses untuk meneruskan pendidikan di Tiongkok. Selain itu juga lulusan yang mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
“Meningkatnya minat belajar bahasa Mandarin di Indonesia tidak hanya dipicu oleh kebutuhan ekonomi semata,” ungkapnya.
Tetapi juga oleh keinginan untuk memahami budaya Tiongkok yang semakin dikenal di seluruh dunia. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi Tiongkok dan merupakan bahasa terbanyak yang digunakan oleh orang di seluruh dunia. Belajar bahasa Mandarin memberikan akses ke budaya dan sejarah Tiongkok yang kaya. Serta membuka pintu untuk membangun hubungan sosial dan bisnis dengan orang-orang Tiongkok.
Dengan perkembangan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok yang semakin pesat, mempelajari bahasa Mandarin menjadi sangat penting untuk meningkatkan peluang karir dan bisnis. Seperti diketahui Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Indonesia. Dengan nilai perdagangan mencapai USD 124,34 miliar pada tahun 2021 atau tumbuh 58,43 persen dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya soal bahasa, Aditya mengatakan Kampung Mandarin Beijing juga membantu peserta dalam memahami budaya dan kebiasaan masyarakat Tiongkok. Sehingga mempermudah peserta dalam berinteraksi dan bernegosiasi dengan para mitra bisnis dari Tiongkok.